Kementan Janji Beri Bantuan Pupuk dan Peralatan Kepada Petani Butur

BURANGA/inilahsultra.com- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Utara (Butur) mendatangkan ahli dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memberikan sosialisasi sistem pertanian organik. Tidak hanya iti, ahli itu juga meninjau potensi lahan pertanian yang tersedia di Butur.

Langkah ini dilakukan untuk mewujudkan Butur sebagai penghasil lumbung pangan organik terbesar di Sultra tahun ini.

Bupati Butur Abu Hasan mengatakan, lahan pertanian di Butur cukup melimpah. Bahkan, masih banyak lahan tidur yang belum dimanfaatkan masyarakat untuk bertani.

-Advertisement-

Makanya, Pemkab Butur berinisiatif membersihkan seluruh lahan ‘nganggur’. Caranya, masyarakat diberi bimbingan becocok tanam pangan organik oleh Dinas Pertanian Butur.

“Tahun 2017 Butur bisa menjadi lumbung pangan organik terbesar di Sultra. Pertanian organik bukanlah hal baru, sejak dulu petani sudah mengenalnya dan kini kembali dikembangkan oleh pemerintah daerah,” katanya.

Langkah beralih ke pertanian organik sangat tepat karena kondisi makro ekonomi nasional yang memperlihatkan harga komoditi Indonesia di luar negeri sedang mengalami penurunan drastis.

“Hampir tidak ada komoditi kita yang nilai jualnya di luar negeri bagus, kecuali satu hal yakni pangan organik yang sudah diekspor  beberapa daerah di Indonesia. Hal ini menjadi peluang besar Buton Utara menjadi kabupaten organik,” ujarnya.

Sementara itu, Kasubdit Pengendalian Mutu dan P2HTP Kementerian Pertanian, Bahtara Siagan mengungkapkan, secara substansi pertanian organik bukanlah barang baru. Sebelum ditemukan pupuk dan obat-obatan kimia sintetis, semua kegiatan produksi pertanian merupakan pertanian organik. Di Indonesia pertanian organik mulai populer di era 80-an.

Bahtara menjelaskan, lahan untuk pertanian organik harus terbebas dari residu pupuk dan obat-obatan kimia sintetis. Proses konversi lahan dari pertanian konvensional ke pertanian organik membutuhkan waktu  satu tahun. Selama masa transisi, produk pertanian yang dihasilkan belum bisa dikatakan organik karena masih mengandung residu-residu kimia.

“Pertanian organik merupakan  sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, pertanian organik meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia,” imbuhnya.

Bahtara menambahkan, potensi  pertanian organik di Butur cukup menjanjikan. Olehnya itu, Kementerian Pertanian bakal memberikan perhatian penyuluhan tata cara bercocok tanam pertanian organik yang baik. Selain itu, Kementan akan menyediakan pupuk dan bantuan berupa alat pertanian. (R)

Facebook Comments