Kendari, inilahsultra.com – Baliho salah satu kandidat bakal calon gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) yang juga Wali Kota Kendari, Dr Asrun, “Sukses Membangun Tanpa Mengutang” mengundang reaksi Gubernur Sultra Nur Alam.
Dalam setiap kesempatan bahkan dalam pertemuan resmi, Nur Alam sepertinya terganggu dan merasa tersinggung dengan tagline tersebut. Apalagi, gubernur dua periode ini sukses membangun RSUD Bahteramas Sultra dengan modal pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan.
Di beberapa pertemuan resmi, Nur Alam kerap menyinggung Asrun. Bahkan, dia menyebut, Asrun tidak mungkin bisa membangun bila tanpa berutang.
Dalam peringatan HUT ke-49 Bank Sultra di Pulau Bokori, Sabtu (18/03/2017), Nur Alam mengungkapkan kekesalannya atas beredarnya baliho Asrun tersebut. Bahkan, Nur Alam menganggap Asrun menutupi masalah di PDAM Kota Kendari yang diselimuti utang.
“Pernah mau mengutang, tapi tidak diberikan karena harus melunasi utang dulu,” sebutnya.
Meski diserang oleh Nur Alam, Asrun tetap tenang. Dia mengaku, taglinenya sukses membangun tanpa berutang bukan hoaks dan itu fakta.
“Kami membangun di Kota Kendari itu tanpa berutang dan itu bukan hoaks. Kalau ada yang katakan membangun harus berutang maka itu pernyataan keliru. Kita tidak bisa berdaulat karena utang,” ungkapnya, Senin 20 Maret 2017.
Pemkot Kendari selama ini, membangun pasar baru, pasar sentral, terminal dan outer ringroad tanpa harus berutang. Salah satu trik untuk menghindari berutang adalah dengan kontrak tahun jamak atau multiyears.
Asrun mengaku pernah berencana utang, tapi setelah menimbangnya bisa merugikan daerah. Karena, bunga utang cukup besar dan bisa membebani masyarakat.
“Uang yang kita gunakan ini uang rakyat. Jadi, nanti tidak ada warisan utang untuk selanjutnya,” jelasnya.
Dia juga membantah pernah berutang untuk PDAM. Menurut dia, utang PDAM di zaman H Alala dan di zamannya sudah menembus angka Rp 60 miliar.
Dia juga menyebut, mantan Wali Kota Kendari yang pernah berutang adalah Masyhur Masie Abunawas tentang pembangunan terminal di Abeli Dalam yang tidak selesai.
“Saya sudah selesaikan utang sebelumnya. Jadi bukan karena saya yang berutang,” bantahnya.
Dia juga menganggap sindiran Nur Alam terhadap dirinya sudah terlalu jauh. Padahal, Asrun tidak pernah menyinggung Nur Alam.
“Sebenarnya, tidak perlu terlalu. Menurut saya, sama saya yang pasang AC, orang lain yang kedinginan. Kenapa harus pusing dengan itu kata-kata. Kenapa orang lain kedinginan. Itu penyakit hati,” katanya.
Menurut dia, semua kepala daerah punya gaya masing-masing dalam membangun. Di antaranya, dengan mengutang atau tidak mengutang. Asrun sendiri memilih tidak berutang. Dia juga menegaskan, tagline dia itu bukan untuk menyindir orang lain.
“Tidak bermaksud menyindir orang lain. Saya hanya menyatakan membangun tanpa berutang. Kalau pilihan mengutang itu pilihan strategi mereka. Saya hanya promosikan diri saya bahwa tidak mau membangun dengan cara berutang. Saya hanya tawarkan strategi membangun tanpa berutang dengan konsep kontrak tahun jamak,” ujarnya.
Asrun menuturkan, tidak ingin berdebat dengan Nur Alam atau meladeni pernyataan Nur Alam.
“Kecuali berulang-ulang maka saya harus berikan penjelasan. Tapi saya tidak mau larut dengan hal itu di waktu saya yang tersisa untuk membangun kota,” pungkasnya.
Reporter: La Ode Pandi Sartiman
Editor : Jumaddin Arif