
Kendari/inilahsultra.com- Rumah jabatan mantan Bupati Kendari Abunawas yang kini menjadi kediaman Wakil Ketua DPRD Sultra kondisinya sangat memprihatinkan. Rumah yang dulunya terlihat elit, sekarang berubah menjadi kastil atau rumah angker.
Pagi itu, sekira pukul 07.30 Wita, suasana rumah begitu lengang. Tak ada aktivitas apa-apa di dalamnya. Hanya suara burung yang mengiringi setiap langkah yang kesunyian.
Di depan pintu pos, tak ada seorang pun manusia yang diketemukan. Bila selama ini yang berjaga di pos adalah Satpol PP, sekarang yang ditemukan seekor anjing yang menjulurukan lidahnya.
Dari luar, suasana rumah begitu adem di bawah pohon mangga yang rimbun. Pagarnya tak terkunci. Halamannya berserakan sampah dedaunan.
Alang-alang pun nyaman tumbuh di rumah tak bertuan ini.
Di terasnya, seperti tak terawat. Temboknya, sudah banyak yang terkelupas. Tiang-tiangnya sudah mulai rubuh digerus usia. Pintunya mulai lapuk tak berbentuk. Hanya ditopang selembar papan seperti gedung yang sedang tersegel.
Di halaman belakang, tempat biasa pejabat berselasar, suasannya tak kalah jauh memilukan. Di kelilingi alang-alang dan rerumputan.
Tak jauh dari gazebo, satu buah senjata meriam peninggalan Belanda terbaring di tengah rumput ilalang. Moncognya tepat mengarah di gazebo.
Rumah peninggalan Afdeling Belanda, Vosmaer ini, tepat berada di muka Teluk Kendari. Berada di atas bukit atau biasa disebut bukit Vosmaer.
Rumah ini, pernah ditinggali oleh Bupati Kendari kala itu Abunawas. Setelah itu, rumah ini ditinggali oleh Gubernur Sultra Edi Sabara setelah bertukar kediaman dengan Abunawas.
Edi Sabara, sebelumnya tinggal di kediaman gubernur di sebelah barat kediaman Bupati Kendari.
“Karena kecil halamannya, mereka bertukar. Pada saat itu sekitar tahun 1974. Pak Abunawas tinggal di sini,” kisah Sitti Nurlia (61), warga yang lama tinggal dengan Edi Sabara, Sabtu 25 Maret 2017.
Zaman berganti, pembangunan semakin melejit, kediaman milik petinggi Belanda di Kendari itu kini dijadikan Rujab pimpinan DPRD. Terakhir, rumah bercorak putih coklat ini ditinggali oleh Wakil Ketua DPRD Sultra Muhammad Endang SA.
Menurut Sitti Nurlia, rumah ini terlihat angker. Jangankan tidak ada yang tinggal, ada yang menempatinya saja dirasakan ada mahluk yang gentayangan.
“Di sini ada penunggunya. Kalau malam menakutkan sekali. Soalnya dia sunyi dan tidak terawat,” katanya sembari menunjuk kediaman.
Sepengetahuan dia, selama tinggal di daerah rujab, belum ada renovasi besar yang dilakukan. Sehingga, kondisi bangunan tetap seperti yang dulunya.
“Hanya ada beberapa diganti. Tapi posisinya, sama seperti dulu,” ujarnya.
Kini, rumah tua saksi sejarah Sultra ini tinggal menunggu tittah dari sang pengambil kebijakan. Bila tak segera diperbaiki dan dirawat, rumah ini terancam menjadi bagian puing cerita masa lalu.
Reporter: La Ode Pandi Sartiman
Editor: Rido