Terapkan Konsep Ini, Desa Bisa Jadi Penyuplai PAD Sultra

Rektor Universitas Lakidende (Unilaki), Prof Dr Laode Masihu Kamaluddin saat memberi pemaparan mengenai Konsep Membangun Sulawesi Tenggara dari Desa dalam Forum Diskusi Jurnalis Sultra di Swissbel Hotel, Sabtu, 10 Juni 2017.

Kendari, Inilahsultra.com – Rektor Universitas Lakidende (Unilaki), Prof DR Laode Masihu Kamaluddin menggagas penerapan konsep “Membangun Sulawesi Tenggara dari Desa”. Konsep ini dapat menjadi solusi bagi pemerintah mendongkrak tingkat kemakmuran di wilayah pedesaan.

Kesenjangan kota dan desa selama ini, menurut pengamatan Masihu Kamaludin, terjadi lantaran konsentrasi pembangunan digalakkan pemerintah hanya fokus di wilayah perkotaan. Desa cenderung dipandang sebagai pasar empuk bagi produk-produk perkotaan.

-Advertisement-

Mantan Rektor Unisula itu mengatakan, konsep pembangunan dari desa mengubah pola lazim tersebut lewat pendekatan pengembangan potensi pertanian berbasis agroindustri dan perikanan yang lebih modern. Desa didorong menjadi  pusat produksi pangan yang menyuplai kebutuhan pangan masyarakat perkotaan.

“Kota bisa makmur kalau desa lebih dulu makmur. Pemerintah selalu menggulirkan program yang mengatasnamakan desa tapi pada akhirnya semua (uang, red) lari di kota. Ini jadi persoalan. Desa jadi sasaran konsumsi dan kota jadi pusat produksi. Kita ubah, desa jadi pusat produksi pangan,” urai Masihu memaparkan inti konsep Membangun Sultra dari Desa dalam Forum Diskusi Jurnalis, Sabtu, 10 Juni 2017.

Kesuksesan pengembangan konsep membangun dari negara Korea mengilhami Masihu Kamaluddin. Makanya dia turut mengimplementasikan hal serupa di Sultra.

“Disini pemerintah hanya perlu membangunan kebijakan. Sementara universitas menjadi pusat riset. Ini sudah kita cetuskan di Unilaki. Kita bahkan menggandeng Pemerintah Korea untuk suport edukasi,” tambahnya.

Beberapa unit green house modern sendiri telah dibangunan dilahan pertanian milik Unilaki. Green house ini menjadi pusat studi budidaya komoditas pertanian.

Komoditas pertanian dimaksud tentu saja yang bernilai ekonomi dan memiliki pangsa pasar menjanjikan diekspor ke wilayah perkotaan.

Saat ini,  kata Masihu Kamaluddin, sudah ada tiga kabupaten di Sultra yakni, Konawe Utara, Konawe dan Kolaka Timur menyatakan siap mengadopsi konsep “Smart Village”. Jika program itu digarap secara serius, bukan mustahil desa bisa diandalkan sebagai penyuplai  PAD.

“Tiga bupati itu sudah menyatakan siap mewujudkan konsep membangun dari desa. Dari Pemerintah Korea juga sudah memberi sinyal dukungan. Konut dan Koltim bahkan sudah siapkan ratusan hektar lahan untuk pembangunan green house. Kedepan setiap desa satu green house. Tinggal butuh kebijakan dari gubernur kalau mau desa-desanya bisa lebih makmur dari kota,” urai Masihu Kamaluddin panjang lebar.

Reporter: Sima
Editor: Herianto

Facebook Comments