
Rapat TPID di Kantor Wali Kota Kendari, Kamis, 6 Juli 2017.
Kendari, Inilahsultra.com – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar rapat di Kantor Wali Kota Kendari, Kamis, 6 Juli 2017. Rapat yang dipimpin Sekretaris Kota Kendari Alamsyah Lotunani ini juga dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sultra Minot Purwahono dan tim TPID lainnya.
Alamsyah Lotunani mengatakan, informasi terkait inflasi sangat dibutuhkan untuk sektor perekonomian.
Beberapa waktu lalu, terjadi pelemahan daya beli masyarakat. Kondisi itu disebabkan daya saing perekonomian Kota Kendari menurun.
“Menurunya daya beli masyarakat karena tingginya harga di pasaran,” katanya.
Alamsyah berharap, tingkat inflasi Kota Kendari bisa ditekan serendah mungkin meskipun cenderung memiliki inflasi tinggi.
“Mudah-mudahan tidak akan menimbulkan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan seperti konflik sosial masyarakat Kota Kendari,” tuturnya.
Kepala Perwakilan Bank (BI) Sultra Minot Purwahono mengatakan, inflasi di Kota Kendari cukup tinggi sehingga butuh perhatian khusus.
Inflasi Kota Kendari pada bulan Juni 2017 lalu tercatat sebesar 3,24 persen (mtm), jauh lebih besar dibandingkan dengan tekanan inflasi nasional hanya sebesar 0,9 persen.
Kendari merupakan inflasi tertinggi kedua setelah Kota Tual. Tekanan inflasi tersebut merupakan tekanan tertinggi dalam rentang waktu 4 tahun terakhir. Padahal tahun 2016 lalu inflasi Kota Kendari hanya sebesar 3,07 persen.
Menurut Minot, salah satu penyumbang inflasi terbesar pada bulan Juni adalah sayur-sayuran dan ikan. Kondisi itu dipicu curah hujan pada bulan Mei dan Juni sangat tinggi.
“Suplai sayur dan ikan di pasar sangat berpengaruh,” ujarnya.
Reporter: Haerun
Editor: Herianto