
Ilustrasi
Kendari, Inilahsultra. com – Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) tetap memberikan peluang yang sama kepada siapapun untuk mengendarai partai tersebut di Pilgub Sultra 2018. Bukan kader partai sekalipun.
Juru bicara PDIP Sultra, Agus Sana’a mengatakan, sebanyak sepuluh calon telah mendaftar; Hugua, Rusman Emba, Ali Mazi, Lukman Abunawas, Ridwan Bae, Rusda Mahmud-Sjafei Kahar, Supomo, Asrun, Tina Nur Alam, dan Abdul Rahman Farisi (ARF). Semua mempunyai peluang untuk mendapatkan rekomendasi.
“Disini kami juga realistis, biar juga kader yang dipilih, kalau ada non-kader dengan tingkat keterpilihannya di masyarakat bagus, maka kader harus mengalah, karena yang dipertaruhkan bukan uang sedikit, pertaruhan martabat dan harga diri. Ketika kita tidak terpilih pasti ada rasa malu dan keluarga juga ikut malu,” jelas Agus di Kantor PDIP Sultra, Jumat 4 Agustus 2017.
Agus mencontohkan, jika balon kader memiliki tingkat keterpilihan 10 persen sedangkan calon non-kader memiliki tingkat keterpilihan 20 persen maka yang akan diusung adalah non-kader.
“Soalnya ada selisih 10 persen. Seandainya hanya selisih 2 persen maka yang akan didorong adalah kader,” terangnya.
Karena itu, Agus mengatakan, jangan beranggapan di PDIP itu dalam mengambil keputusan langsung merekomendasikan dari kader, bukan begitu, DPP harus memiliki pertimbangan kepada calon yang dipercayakan harus menyakinkan rakyat karena yang memilih adalah rakyat.
“PDIP itu memilih calon secara rasional dan mengutamakan pemimpin sesuai karakter yang dibutuhkan oleh masyarakat di sultra,” katanya.
Jadi menurut dia, tidak ada perbedaan antara kader partai dan non kader, semuanya sama karena sama-sama mengikuti proses yang di berlakukan oleh DPP.
Penulis: Haerun
Editor : Jumaddin Arif