Dua Isu ‘Seksi’ Menghantam Asrun

Asrun


Kendari, Inilahsultra.com – Ada dua isu besar yang akhir-akhir ini ‘menghantam’ Wali Kota Kendari Asrun. Isu kedatangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan dugaan penghinaan yang dilakukan oleh putra Asrun sendiri, Adriatma Dwi Putra (ADP).

Saat ini, kasusnya tengah ditangani Polda Metro Jaya. Dua isu ini hadir dalam waktu yang berentetan.

-Advertisement-

Pertama, isu kedatangan KPK. Lembaga yang dipimpin oleh Agus Rahardjo ini, penyidiknya beberapa kali menyambangi satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) Pemkot Kendari.

Diantaranya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anoa Kota Kendari, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) serta terakhir lembaga antirasua itu meminta pandangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari.

Turun di Kendari, KPK sedang menelusuri dugaan tindak pidana korupsi penyertaan modal dari Dinas PU ke PDAM Kota Kendari Tahun 2011 dengan nilai uang Rp 3 miliar.

“KPK turun ke Kendari berdasarkan adanya laporan masyarakat. Mengenai kasusnya, kita belum mau jelaskan karena ini masih dalam tahapan penyelidikan,” ungkap Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah di Kendari beberapa waktu lalu.

Selain menyelidiki dugaan korupsi dalam penyertaan modal itu, KPK kabarnya tengah menyelidiki beberapa kasus lain, salah satunya pembangunan jalan euter ring road yang ada di Kecamatan Abeli.

Tidak lama berselang, isu yang tidak kalah seksinya mencuat.

Wali Kota Kendari terpilih Adriatma Dwi Putra (ADP) dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Destiya Purna Panca alias Destiara Talita atau Tata atas dugaan pencemaran nama baik dan atau penghinaan yang diatur dalam Pasal 310-311 dan Pasal 315 KUHP. B

Laporan dugaan pencemaran nama baik ini tidak berdiri sendiri. Sebelumnya, berdasarkan pengakuan Tata seperti dilansir di beberapa media nasional, ADP memiliki hubungan spesial dengan model cantik itu.

Dikutip dari Beritasatu.com, kasus ini bermula dari perkenalan putra Wali Kota Kendari Asrun dan Destiya pada tahun 2016 silam, hingga berbuntut kepada hubungan khusus. Pada Juni 2017, ADP berjanji akan menikahi Destiya secara siri.

Termakan janji tersebut, Destiya pasrah. Termasuk ketika melakukan hubungan layaknya suami istri. Dia memperlakukan ADP layaknya seorang suami, meski pernikahan siri yang dijanjikan belum terlaksana.

“Waktu itu saya percaya bahwa nantinya pernikahan siri akan terjadi,” terang Destiya.

Celakanya, janji tinggal janji. Bulan Juli 2017 ADP justru sulit dihubungi.

“Terkesan menghindar. Disitulah saya mulai panik,” tambahnya.

Tentu bukan tanpa alasan. Pasalnya, 14 Juni 2017 Destiya mengaku masih ‘berhubungan’ dengan ADP di Hotel Marina Bay Sand Singapura. Dia takut berbadan dua. Pada 8 Juli 2017, Destiya kembali mencoba menghubungi ADP.

“Saya ingin bicara baik-baik, menanyakan kelanjutan hubungan ini sekaligus menagih pernikahan siri yang dia janjikan,” jawabnya.

Lagi-lagi, ADP tidak merespon. Baru pada 9 Juli 2017 ADP menghubungi Destiya. Sayangnya, ADP bukan memberikan solusi terbaik untuk hubungan mereka, namun justru memaki-maki dengan ucapan kotor. “Semua saya rekam di ponsel,” imbuh Destiya.

Sebagai perempuan, Destiya merasa direndahkan martabatnya. Tak kuat dengan perlakuan tersebut, didampingi dua sahabatnya Destiya memilih menempuh jalur hukum.

Sementara itu ADP ketika Inilahsultra.com mencoba melakukan konfirmasi melalui ponselnya, Kamis, 10 Agustus 2017, belum bisa tersambung. Berkali-kali dihubungi tidak diangkat.

Tim

Facebook Comments