
Muhammad Rifai Darus
Kendari, Inilahsultra.com – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Muhammad Rifai Darus menegaskan bahwa kepengurusan Syahrul Beddu di Sultra adalah KNPI yang sah dan lahir sejak 1973.
Menurut dia, adanya klaim dari organisasi lain, itu tidak benar. Sebab KNPI versi dirinya dan turunannya adalah KNPI yang telah diakui negara sejak 23 Juli 1973.
“Tata cara dan pelaksanaan permusyawaratan KNPI diatur dalam AD ART organisasi. KNPI ini organisasi besar dan terstruktur sampai kecamatan sehingga nilai keseksiannya sangat besar,” ungkap Rifai Darus dalam konferensi pers di Kendari, Senin, 21 Agustus 2017.
Karena keseksiannya itu, lanjut Rifai, banyak oknum yang ingin arahkan organisasi ini untuk kepentingan praktis.
“Karena keseksian ini, maka banyak orang ingin masukan kepentingan sesaat. Saya tidak pernah masukan kegiatan politik dalam KNPI. Dalam aturan, organisasi harus bawa surat Kemenkumham dan Mendagri. Kalau sudah ada, maka tidak perlu daftar di kesbang pol,” jelasnya.
Selama ini, lanjut dia, KNPI mengikuti tata cara pelaksaan undang-undang. Setelah pelaksanaan kongres di Papua, pihaknya telah mendaftarkan badan hukum ke Menkumham.
“Dan pada 2 Juni 2015 SK Menkumham keluar atas nama KNPI sesuai AD ART sejak 73,” jelasnya.
Namun, setelah Kongres di Papua, banyak oknum yang membentuk organisasi yang mirip KNPI. Yakni, KNPI Pemuda Indonesia dan mucul lagi DPP KNPI.
“Ini nama, bukan struktur. Harus dipahami oleh pemerintah bahwa organisasi ini berbeda,” jelasnya.
Dia menyebut, sudah ada klarifikasi dari Kemenkumham terkait status organisasi ini. Semuanya dianggap ada oleh pemerintah. Hanya saja, yang berbeda adalah AD ART, beda kantor dan berbeda badan hukum.
“Yang mirip adalah logo KNPI,” jelasnya.
Terkait adanya pergantian Syahrul Beddu berupa karateker dari DPP, Rifai menegaskan bahwa pihaknya tidak melakukan itu.
Kalau pun ada organisasi lain yang melakukan karateker, maka itu tidak dibenarkan. Karena, secara organisasi saja sudah berbeda.
“Tidak ada KNPI versi lain, namanya hanya mirip. Saya juga tidak pernah karateker Syahrul Beddu. Kalau karakter, kan ada atasannya, bukan klaiman saja,” tekannya.
Peliput: La Ode Pandi Sartiman