Dikukuhkan Jadi Guru Besar UHO, Dr Rahmat Majid Ingin Promosikan Pariwisata Sultra

Prof Dr Rahmat Majid saat disalami Rektor UHO atas pengukuhannya sebagai guru besar UHO

Kendari, Inilahsultra.com – Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Muhammad Zamrun kembali mengukuhkan salah satu guru besar Prof Dr Rahmat Majid SE M.SE, Selasa 29 Agustus 2017.

Pengukuhan Rahmat dirangkaikan dengan wisuda di Gedung Auditorium Mokodompit.

-Advertisement-

Saat menyampaikan pidato ilmiahnya, Prof Dr Rahmat Majid SE M.SE memaparkan tentang Peranan Destination Branding Dalam Membangun Brand Image Pariwisata Daerah Sulawesi Tenggara yang juga menjadi bagian bidangnya, Ilmu Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Menurut dia, dari sektor pariwisata, Sutra memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pendapatan daerah dan mempunyai efek pengganda (Multiplier affect) yang besar.

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki berbagai potensi wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata bahari, wisata kuliner, dan wisata buatan. Namun, potensi tersebut belum dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan PDRB Provinsi.

“Berdasarkan data dari Bangwilsultrablog, Sultra memiliki 68 lokasi terumbu karang dan 77 objek wisata yang tersebar diberbagai wilayah Sultra,” ungkap Rahmat dalam pidato ilmiahnya.

Pemprov Sultra, lanjut dia, harus memanfaatkan kebijakan pemerintah pusat terhadap Wakatobi yang telah dijadikan sebagai 10 destinasi wisata nasional. Dia menilai, brand pemerintah ini untuk pemerataan wisata yang mengacu pada master plan Indonesia yaitu Wonderful Indonesia
“Harus melakukan pemahaman atau edukasi kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran penduduk agar dapat menerima wisatawan yang berkunjung. Melakukan promosi kepada masyarakat Indonesia dan mancanegara, melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program pariwisata,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Halu Oleo, Muhammad Zamrun mengatakan, pengukuhan guru besar ini dianggap dapat menstimulasi dan merangsang dosen-dosen yang lain untuk menjadi guru besar, karena bagi dosen menjadi guru besar adalah cita-cita, sedangkan menjadi Rektor adalah takdir.

“Predikat guru besar diraih saat ini, tidak akan membuat jati diri kita berubah, kehati-hatian kita dalam bertutur tentu kita harus jaga, karena cerminan pikiran dan jiwa seseorang,” katanya.

Dengan bertambahnya guru besar di UHO, diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang nyata bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan juga menjadi motor penggerak perkembangan sumber daya manusia, peningkatan mutu dan kualitas lebih baik di UHO.

Penulis : Haerun
Editor : La Ode Pandi Sartiman

Facebook Comments