
Ilustrasi
Baubau, Inilahsultra.com – Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Lakompa melakukan penghijauan di kawasan hutan adat Bugi, perbatasan Kota Baubau dan Kabupaten Buton Selatan. 100 ribu bibit pohon berbagai jenis kini disiapkan untuk diserahkan kepada masyarakat.
Kepala KPHP Lakompa Laode Rahmat S.Hut mengatakan, bibit tersebut bersumber dari program kemitraan yang dijalin dengan pihak ketiga. Bibit itu merupakan kompensasi bagi masyarakat yang selama ini sudah menggunakan kawasan hutan Bugi untuk bercocok tanam.
“Proses pembibitannya kita serahkan kepada masyarakat. Setelah tumbuh dan siap tanam, kita serahkan lagi kepada masyarakat untuk ditanam. Penanamannya juga dilakukan di lahan milik masyarakat yang selama ini menguasai kawasan tersebut,” ujarnya.
Menurut Rahmat, target dalam kegiatan itu sebenarnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat Bugi yang selama ini hidup di sekitar kawasan hutan.
Program ini merupakan salah satu penjabaran dari perintah presiden untuk mensejahterakan masyarakat adat yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Sehingga dengan cara menanam tanaman yang bernilai ekonomis, masyarakat tidak lagi berkebun secara berpindah-pindah dan ikut melestarikan hutan.
“Karena tidak mungkin setelah mereka tanam pohon yang bernilai ekonomis mereka akan tinggalkan. Pasti mereka pertahankan. Setelah itu tinggal mereka mencari tanaman lain yang bisa ditanam di sekitarnya,” ujarnya.
Selama ini, masyarakat adat Bugi menempati lahan ratusan hektar untuk bercocok tanam. Pada umumnya mereka menanam padi ladang.
Bibit pohon yang akan ditanam dalam kawasan hutan adat Bugi antara lain jenis ebony, jati nuklir, jabon, cendrana, mahoni, trambesi, sengon, dan sono keling. Sementara tanaman jenis buah-buahan antara lain, durian, jeruk, pala, mangga serta tanaman jenis obat-obatan.
“Sekarang sudah dilakukan persemaian,” ungkapnya.
Pola kemitraan yang dilakukan KPHP Lakompa saat ini, lanjut Rahmat, didasarkan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 83 tahun 2016 tentang Perhutanan Sosial.
Makanya, antara KPHP Lakompa dan masayarakat adat Bugi yang telah memanfaatkan dan menggantungkan hidup secara turun temurun di sekitar hutan produksi tersebut dilakukan dalam bentuk pola kemitraan.
Editor: Din