300 Warga Buton Ikut Pelatihan Pariwisata

Dinas Pariwisata Buton bekerja sama dengan Kemenpar RI menggelar pelatihan pariwisata, Kamis, 14 September 2017.


Pasarwajo, Inilahsultra.com – Sebanyak 300 masyarakat Kabupaten Buton ikut pelatihan pariwisata yang digelar Dinas Pariwisata bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata RI, Kamis, 14 September 2017.

Pada umumnya, peserta dalam kegiatan ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar obyek wisata.

-Advertisement-

Kepala Bidang Pengembangan Kepariwisataan Kemenpar RI Dra Yulia mengatakan, kegiatan digelar agar masyarakat di sekitar obyek wisata dapat memahami pariwisata dengan memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawan.

“Jika memberikan pelayanan yang baik, maka wisatawan dapat memberi kabar kepada wisatawan lainnya,” ujarnya.

Kedepan pelatihan yang akan digelar akan lebih fokus lagi. Misalnya pemandu wisata, pengelola rumah makan atau restoran, mesertifikasi tenaga kerja, dan menyiapkan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan ketertiban disekitar obyek wisata.

Asisten III Setda Buton Makmur SH mengatakan, saat ini pemerintah daerah sedang menyiapkan kebijakan kepariwisataan daerah untuk mendukung kepariwisataan daerah dan nasional.

“Termasuk berapa tarif bagi pengunjung. Agar daerah bukan hanya siapkan sarana tapi ada pemasukan untuk membiayai pengembangan pariwisata di Buton,” katanya.

Kadis Pariwisata Buton Laode Zainudin Napa mengatakan, selama kurun waktu lima tahun pihaknya selalu menggenjot sektor wisata. Sehingga Buton menjadi sasaran utama kunjungan wisatawan.

Di Kabupaten Buton banyak tempat yang sering dikunjungi. Misalnya di Hutan Lambusango para wisatawan melakukan penelitian dan menikmati kawasan pantai. Hasil studi menyatakan ada 32 spot pantai yang keindahannya tidak melebihi pantai di Wakatobi

“Khususnya di Teluk Pasarwajo ada ikan mandarin fish di daerah lain sulit didapatkan. Destinasi pengembangan kawasan Pantai Mopano ada lima obyek wisata yang bisa dinikmati yakni, Batu terlebah, udang merah, danau, pasir puti, dan diving. Ada juga wisata Pantai Hou,” bebernya.

Menurut Zainuddin, falam pengembangan pariwisata ada kendala utama yang dihadapi. Salah satunya pembebasan lahan. Bahwa kawasan itu diklaim pernah dikelola orang-orang tua terdahulu. Padahal jika dilihat secara ril kawasan itu masuk kawasan milik negara.

Reporter: Nia
Editor: Herianto

Facebook Comments