Kendari Darurat Narkoba

Bacakan

Fajar Hasan (istimewa) 

Kendari, Inilahsultra.com – Fenomena gunung es itu mengangetkan kita semua, lagi narkoba dan bukan hal baru. Terbaru di Kendari korbannya adalah anak usia dini, generasi masa depan bangsa ini.

-Advertisement-

Lantas, apa yg harus kita lakukan, siapa melakukan apa dalam situasi seperti ini. Apakah ini pertanda institusi negara misalnya BNN, Direktorat Narkoba Kepolisian lalai melakukan deteksi dan perlindungan terhadap generasi bangsa yanhg menjadi makanan empuk narkoba.

Dalam kaca mata intelijen, narkoba salah satu cara paling ampuh menginfiltrasi sum – sum pertahanan sebuah negara. Bayangkan kalau seluruh generasi bangsa menjadi generasi fly, error, tak bermasa depan.

Narkoba memiliki daya rusak yang tinggi bukan hanya fisik, otak lebih dari itu narkoba merusak masa depan bangsa. Ada adagium jika ingin membunuh sebuah bangsa, hancurkan dan matikan generasinya, narkoba pelurunya dan paling mematikan.

Secara kolosal kita perlu prihatin karena ini musuh semua umat, semua kita, semua bangsa. Oleh karenanya, apa yang harus kita lakukan untuk menghentikan stelsel peredaran narkoba. Bukankah upaya stakeholders selama ini sudah maksimal, lantas kenapa masih ada narkoba bahkan telah sampai di dapur – dapur rumah warga karena pengedar narkoba menyasar Ibu-Ibu.

Menurut saya upaya pencegahan harus dilakukan secara massal dengan pendekatan sebagai berikut.

1. Menjadikan RW/RT sebagai ujung tombak pencegahan narkoba. Secara reguler setiap RW/RT melakukan tes narkoba dengan menggandeng BNN dan Kader anti narkoba. Bagi warga yang tidak melalukan tes narkoba , diberikan catatan agar tidak diberikan layanan administratif di RW/RT atau keluarahan. Warga yang tidak ikut tes tadi diberi catatan khusus untuk dipantau BNN. Supaya peran RW/RT tadi Pemda perlu memberikan penguatan dalam bentuk regulasi setingkat Perda.

2. Diknas mengeluarkan kebijakan , tes narkoba menjadi salah satu syarat naik kelas atau ujian siswa . Diknas harus melindungi siswa dari narkoba. Kasus di Kendari korbannya justru anak usia sekolah.

3. Secara reguler dilakukan Pemda melakukan tes narkoba kepada pegawai negeri, bukan hanya seremonial. Tapi dibangun sistemnya, setiap promosi atau kebaikan pangkat PNS harus melalui tes narkoba.

4. Yang lebih penting adalah kesadaran institusi rumah tangga. Orang tua wajib aktif memantau perkembangan anaknya. Dikenali, anaknya main dimana, dengan siapa. Ini penting karena anak usia yang hidup di jaman sekarang adalah generasi milenial , jejaring pergaulannya dominan melalui media sosial, sehingga orang tua luput memantau aktivitas anak.

5. Polri dan BNN melakukan sweeping kendaraan untuk memonitor peredaran narkoba khususnya moda transportasi antar Kab/kota, AKAP dan pelabuhan rakyat. Karena jalur peredaran narkoba dijalur tadi melalui pesawat udara sudah tidak memungkinkan karena ketatnya pemeriksaan masuk bandara.

Akhirnya, kita tidak boleh berdiam diri sebelum kita, keluarga dekat kita menjadi korban narkoba. Kita harus berbuat lebih masif, dan menyelesaikan persoalan.

Pencegahan narkoba dengan model seremonial misalnya tes narkoba berkala di institusi publik tidak relevan lagi. Saatnya memberi aksi nyata mencegah peredaran narkoba sampai di tingkat kelompok masyarakat terendah desa dan kelurahan. Narkoba telah sampai ke desa, ini ancaman serius. Pemda harus lebih nyata mencegah peredaran narkoba dan memberi efek jera. Pengguna dan pengedar narkoba tdk wajib mendapatkan pelayanan pemerintahan. Stop narkoba, lindungi masa depan bangsa.

Oleh : Muh Fajar Hasan

Ketua Forum Pasca Sarjana Sultra Jakarta Raya – Tim Narasumber/Pembahas (Pakar/Praktisi/Profesional) Counter Opini Kinerja Polri 2017.

Facebook Comments