
Kepala Kanwil Kemenag Sultra Abdul Kadir.
Kendari, Inilahsultra.com – Memperingati hari Santri Indonesia yang jatuh pada 22 Oktober 2017, pihak Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sultra mengharapkan adanya peningkatan kualitas pondok pesantren.
Kepala Kanwil Kemenag Sultra Abdul Kadir mengatakan, selama ini pondok hanya diposisikan sebagai nomor dua dibandingkan sekolah negeri.
“Dengan keluarnya perpres bahwa pemerintah mengakui peran pondok dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” ungkapnya usai upacara Hari Santri Nasional di Kantor Kemenag Sultra, Senin 23 Oktober 2017.
Untuk itu, melalui Hari Santri Nasional ini, ruang pondok pesantren maupun negeri tak dibedakan lagi. Salah satu cara positif dalam memperingati Hari Santri Nasional ini adalah dengan giat belajar.
“Memiliki kesempatan dan kemampuan bahwa pondok adalah anak negeri yang berhak sama dengan sekolah negeri. Di hari ulang tahun akan memunculkan semangat baru dan motivasi baru,” ujarnya.
“Pemilik masa depan adalah mereka memanfaatkan masanya dengan belajar,” katanya.
Menyangkut radikalisme di pondok pesantren, Kadir menyebut bahwa itu tidak ada. Karena, dia meyakini radikalisme tidak akan tumbuh di dalam pondok.
“Karena cirinya di sana ada kiyai dan masjid jadi sentral belajar bagi santri. Yang ekstrem (radikal) itu yang tidak tuntas pahami Islam,” ujarnya.
Dia berharap, dalam peningkatan pengetahuan santri, didukung dengan tenaga pendidik yang kompeten.
“Pondok ini ajarkan subtansi manusia. Belajar tentang ruh dan jasadnya,” tuturnya.
Kemenag Sultra mencatat, sebanyak 98 pesantren yang ada di Bumi Anoa dengan Konawe Selatan dan Konawe yang paling banyak.
Penulis: La Ode Pandi Sartiman