Perwakilan PT Antam Tbk dan Sekretaris Dinas Kominfo Provinsi Sultra berpose bersama dengan pengurus AJI Kendari usai kegiatan Literasi Media AJI Kendari 2017.
Kendari, Inilahsultra.com – Berita hoaks yang ramai disebar di media sosial bukan hanya berdampak pada dogma informasi kepada masyarakat.
Tetapi, lebih dari itu, bisa menjadi pemicu konflik dan intoleransi antar-sesama masyarakat.
Isu hoaks dengan membandingkan keyakinan warga atau antar-kelompok tertentu, sangat cepat menyulut kebencian hingga pertikaian.
Buntut dari konflik itu, tentunya adalah perekonomian tak bisa berjalan. Investasi terancam mati suri.
Hal ini turut menjadi kekhawatiran Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kendari. Melalui kegiatan Literasi Media 2017, AJI Kendari membuat terobosan dengan terkait bahaya berita hoaks dan fake news.
Ketua AJI Kendari Zainal A Ishaq mengaku, di tahun politik ini, informasi hoaks bisa menjadi ancaman.
Bila hoaks sudah memicu konflik, maka bisa merembes pada kenyamanan investasi. Suatu daerah dengan intensitas konflik yang tinggi tidak akan membuat investor betah bahkan enggan menanamkan sahamnya.
“Berita hoaks dan fake news menjadi salah satu ancaman ke depan. Terlebih kita menghadapi tahun politik. Dampak dari konflik ini adalah keeengganan investor untuk menanamkan investasinya,” ungkap Zainal A Ishaq saat membawakan materi di acara Literasi Media di AJI Kendari, Jumat 27 Oktober 2017.
Kondisi ini turut disadari oleh perwakilan PT Antam Tbk. Superintenden PKBL PT Antam UBPN Sultra, Zulkarnain mengaku, Antam memiliki komitmen untuk membangun daerah melalui sektor pertambangan.
Dalam meningkatkan perekonomian masyarakat tersebut, Antam menginginkan adanya kondusifitas investasi di daerah.
Sebab, dengan kondusifnya suatu daerah memudahkan perusahaan untuk mengembangkan investasinya.
Dia juga berharap, pemberitaan jurnalis terus memberikan edukasi ke masyarakat agar tidak menciptakan gejolak terlebih menimbulkan provokasi.
“Harus ada keharmonisan dan kedamaian antara jurnalis dan Antam. Hadirnya jurnalis turut membantu kami,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sultra Yusrianto mengapresiasi gerakan yang dibangun AJI Kendari dalam memberikan edukasi mengenai penggunaan media sosial di kalangan pelajar.
“Kegiatan ini sangat bagus. Dengan adanya kegiatan ini memberikan bekal kepada peserta agar lebih bijak menggunakan media sosial,” katanya.
Sebagai mantan aktivis, Yusrianto mengaku paham betul dengan kerja-kerja AJI. Selama kuliah, Yusrianto menyebut, pernah magang di salah satu media.
Sebagai Dinas yang bersentuhan langsung dengan kerja jurnalis, seingat Yusrianto, AJI tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, tapi menggelar kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
“AJI ini luar biasa. Tidak pernah dibantu dana tapi kegiatannya ada terus, padahal ada organisasi lain dibantu dana tapi kegiatannya kurang,” pungkasnya.
Penulis : La Ode Pandi Sartiman