Baubau, Inilahsultra.com – Sebanyak 19 orang warga negara asing (WNA) asal Srilanka terpaksa harus berurusan dengan pihak Imigrasi Baubau. 19 WNA itu diperiksa karena ketahuan menghuni sebuah rumah kosong di Kelurahan Lipu Kota Baubau.
Ternyata, WNA tersebut sudah tiga hari berada di rumah kosong tersebut. Kepolisian dan Imigrasi mengetahui keberadaan mereka setelah mendapat informasi dari masyarakat setempat.
“Ada anak-anak meminta sumbangan warga karena ada orang asing yang sudah tiga hari hanya memakan daun asam dan buahnya. Disitulah kita tahu kalau ada orang asing,” ujar warga sekitar yang enggan disebutkan namanya, saat berada di rumah yang menjadi tempat pengungsian WNA itu, Kamis 9 November 2017.
Kapolres Baubau, AKBP Daniel Widya Mucharam menuturkan, setelah mendapatkan laporan, pihaknya langsung menuju rumah yang dimaksud bersama dengan pihak Imigrasi Baubau. Terkait apa pelanggaran WNA itu, Polres Baubau masih menunggu hasil dari keimigrasian.
“Saat ini kami melakukan pengawalan dan pengamanan tempat tinggal mereka sambil menunggu hasil pemeriksaan imigrasi,” tuturnya.
Polres Baubau pun tengah mendalami siapa yang membawa para WNA dirumah kosong tersebut. Pasalnya, pemilik rumah mengaku baru mengetahui juga bahwa ada orang asing di rumah yang dibiarkan kosong itu.
“Kita masih cari siapa yang menyediakan tempat sebagai penampungan mereka,” pungkasnya.
Kepala Kantor Imigrasi Baubau, Edisong mengatakan, meski para WNA mempunyai paspor dan izin tinggal kunjungan, tetapi pihaknya tidak bisa percaya begitu saja.
“Saat ini kita masih ambil keterangannya dari masing-masing warga asing itu,” ujarnya di kantornya.
Imigrasi Baubau mencurigai WNA itu karena tempat menginap merupakan rumah warga dan bukan hotel.
“Alasan mereka adalah datang berwisata sebagai turis. Harusnya kan turis itu di hotel, bukan di rumah warga,” lanjut Edisong.
Diketahui, jumlah WNA laki-laki sebanyak 14 orang, sedangkan wanita sebanyak 5 orang. Dua diantaranya adalah anak-anak. WNA asal Srilanka tersebut datang ke Baubau menggunakan kapal Pelni.
Reporter: Muhammad Yasir
Editor: Din
