
Amiruddin Azis saat dinobatkan sebagai juara di Kejuaraan Binaraga dan Fisik Asia-Pasifik. (istimewa)
Kendari, Inilahsultra.com – Amiruddin Azis memperbaiki tempat duduknya saat ditanyakan seputar prestasinya di kejuaraan internasional binaraga dan fisik, Selasa 5 Desember 2017 malam di Grand Clarion Hotel Kendari.
Pria yang akrab disapa Yogi ini baru saja pulang dari Singapura membawa medali emas mewakili Indonesia di Kejuaraan Binaraga dan Fisik Nabba WFF Asia-Pasifik nomor Men’s Sport Mode di atas usia 30 tahun.
Yogi bilang, untuk pertama kalinya ia mengikuti kejuaraan di level mancanegara.
“Selama ini sering ikut di level nasional, tapi untuk internasional baru pertama kali dalam hidup saya. Alhamdulillah, bisa dapat emas kemarin,” ungkapnya.
Indonesia baru saja keluar menjadi juara umum dalam kejuaraan tahunan itu yang diikuti oleh 15 negara. Dari 16 atlet yang dikirim, enam memperoleh medali emas, salah satunya pria asal Kendari itu plus lima medali perak.
Dalam kejuaraan yang berlangsung di Singapura itu, menghadirkan laki-laki dengan body yang atletis dari berbagai kelas.
Khusus di kelasnya, Yogi menjadi raja dan menyisihkan atlet beberapa negara yang menjadi langganan juara. Yaitu,
India, Singapura, Filipina, Brunei Darusalam, Malaysia, Korea Selatan, dan Tiongkok.
Ia mengaku, tak gentae meski baru pertama kali turun dan bersaing dengan atlet luar. Pria yang sehari-hari menjadi instruktur gim di Hotel Clarion Kendari ini mampu menunjukkan kepiawaiannya.
“Jurinya dari luar negeri semua. Top. Mereka menilai dari postur, simetriknya dan penampilan di atas panggung,” jelasnya.
Sebelum bertanding di level internasional, Yogi sempat menjajal kejuaraan nasional Piala Gold Gim kerjasama dengan Persatuan Binaraga dan Fisik (Perbafi) pada Agustus lalu.
“Itu seleksi untuk masuk di Kejuaraan Asia-Pasifik dan saya dapat juara tiga. Di situ, saya ditawar ketua Perbafi untuk ikut Piala Asia-Pasifik,” paparnya.
Dari penampakannya, meski usianya sudah kepala empat, badan Yogi masih begitu bidang, kekar dan berotot.
“Sudah tua tapi masih eksis,” kelakarnya.
Menurut dia, salah satu kunci untuk mempertahankan postur tubuh yang ideal dan indah adalah rajin berolahraga dan jaga pola makan.
Tiga bulan sebelum kejuaraan, pola makan dijaga betul oleh Yogi.
“Tiga bulan sebelum kita hanya makan nasi merah. Nanti pas masuk dua bulan sebelum kejuaraan, saya hanya makan dada ayam, sayur-sayuran, ikan dan ubi-ubian. Kita makan empat kali sehari, pagi, siang, sore dan malam,” jelasnya.
Atas prestasi yang diperoleh, Yogi mengaku bangga karena mampu mengibarkan bendera merah putih di negeri orang terlebih menumbangkan pesaing ketat dari beberapa negara Asia-Pasifik.
“Merasa bangga sekali apalagi termasuk pertama kali go internasional dan tidak nyangka juga bisa harumkan bangsa Indonesia dan kibarkan merah putih. Sangat luar biasa sekali,” jelasnya.
Meski demikian, prestasi yang diraihnya tidak sebanding dengan penghargaan yang diberikan pemerintah.
Untuk berangkat di kejuaraan internasional itu, dia menggunakan biaya sendiri, tanpa sokongan dana dari pemerintah.
Dia hanya mendapatkan ucapan terimakasih termasuk trofi dan medali dalam kejuaraan itu.
Untungnya, beberapa dermawan termasuk Ketua Perbafi sedikit meringankan bebannya.
“Kemarin alhamdulillah sebelum berangkat dibantu pak Kapolres Buton. Selain itu saya juga dibantu oleh pak Ruhul SE dari PT Rimba Mega Armada,” tuturnya.
Ke depan, Yogi akan bertanding lagi di Kejuaraan serupa tapi mempertemukan seluruh jawara dari berbagai benua.
“Kemarin hanya untuk Asia-Pasifik. Nanti kita akan bertanding lagi melawan juara di Asia, Eropa, Amerika dan Afrika,” pungkasnya.
Penulis : La Ode Pandi Sartiman