Pengrajin Atap Alang-alang Ikut Berpartisipasi di Festival Meleura Muna

Wa Molo bersama Wa Toma saat mengikat atap dari daun alang-alang. (Foto: Iman/Inilahsultra.com)

Raha, Inilahsultra.com-Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Muna terus melakukan giat mempromosikan destinasi wisata  yang ada di daerah tersebut. Dalam waktu dekat ini, daerah yang dipimpin Rusman Emba itu bakal menyelenggarakan Festival Pantai Meleura.

Kegiatan festival itu yang puncaknya pada 24 Desember 2017 nanti, rencananya akan diagendakan sebagai kegiatan tahunan.

Sejumlah elemen akan ambil bagian untuk memeriahkan festival itu. Baik itu unsur pemerintah seperti SKPD, Forkompinda dan masyarakat.

-Advertisement-

Misalnya saja, masyarakat yang berasal dari Desa Lakarinta, tepatnya di sekitar pantai Meleura ikut ambil andil.

Wa Molo (70) warga Desa Lakarinta yang keseharian bercocok tanam saat ditemui di Lokasi penyelenggaraan Festival, Sabtu (16/12) mengatakan, ikut merasa senang dengan penyelenggaraan Festival Pantai Meleura. Walaupun, ujar dia hanya berpartisipasi dalam menyusun helai demi helai daun alang-alang, sehingga terbentuk menjadi atap yang akan digunakan sebagai atas Bangun Gapura, Tempat Pertemuan maupun Home stay (Rumah Singgah) yang terletak di Puncak RE (Puncak Rusman Emba) atau lebih dikenal dengan sebutan puncak Motonuno.

“Sudah dua hari kita disini bikin atap alang-alang, kami dipanggil sama Pak Camat Lohia LM Hajar Sosi. Kami sangat senang ikut berpartisipasi dalam festival pantai Meleura,” akunya.

Ia mengaku, melakoni pembuatan atap tanpa mendapat pembelajaran dari orang tua bahkan dari guru, namun hanya melihat dari orang.

“Penyelenggaraan Festival ini, Pak bupati mengingatkan kembali pada zaman kami dulu yang susah mencari uang. Kadang dengan menjual atas alang-alang yang kita buat bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari atau untuk beli baju,” tuturnya sambil mengikat atap yang disusun walaupun dengan hembusan angin yang kenjang.

Sementara itu, kerabatnya Wa Toma (65) yang juga mengikat atap alang-alang mengungkapkan, bersyukur kampung kelahirannya ramai dikunjungi masyarakat Kabupaten Muna bahkan yang datang dari luar.

“Kami tanpa melihat nilai rupiah yang diberikan namun kami lihat kampung ramai. Itu lebih dari cukup,” jelasnya.

Wa Toma menceritakan, tempatnya yang kini dijadikan objek wisata dulunya hutan. Namun, sekarang menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.

Untuk diketahui, pembuatan atap alang-alang membutuhkan ketelitian dalam menyusun helai daun alang-alang hingga ketahanan digunakan sampai satu bahkan dua tahun.

Ditempat yang sama, Camat Lohia LM Hajar Sosi sebagai tuan rumah penyelenggaraan Festival Pantai Meleura menambahkan, seluruh persiapan penyelenggaraan lebih memberdayakan masyarakat sekitar pantai Meleura.

“Semua kita lebih memperdayakan masyarakat setempat dalam persiapan penyelenggaraan Festival Pantai Meleura sehingga masyarakat bisa merasakan dampak dari penyelenggaraan kegiatan ini ” singkatnya.

Reporter : Iman

Editor      : Aso

Facebook Comments