
Sampai saat ini terbangun persepsi publik bahwa Calon Gubernur Sultra terkonsolidasi pada dua Bakal Calon yaitu Asrun versus Ali Mazi, dengan pertimbangan keduanya telah mengantongi dukungan parpol, itu fakta politik.
Namun, masih ada dua parpol yang belum menentukan sikap, yaitu, Partai Demokrat dan Gerindra. Kalau Demokrat konsisten dengan Surat Penugasan (SP) ke pasangan Rusda-Sjafei, publik tahu SP tersebut limitnya sampai tanggal 30 November 2017, dan itu sudah selesai.
Artinya, Demokrat saat ini tidak punya calon, sama dengan Gerindra. Dengan catatan, Demokrat tidak memperpanjang SP ke Rusda, dan kalau diperpanjang, publik akan menilai di sana ada inkonsistensi sikap partai atau bisa jadi Demokrat kehilangan preferensi.
Dalam politik ada teori bahwa kalau dipercepat berarti ada yang dikejar, kalau diperlambat ada yang ditunggu. Maksud saya, sebetulnya kedua partai ini bisa menciptakan kejutan dengan teori buying time menangkap resonansi publik.
Apalagi, dari beberapa rilis survei internal partai maupun calon/paslon masih ada sekitar 30 persen publik Sultra belum menentukan pilihan, angka swim voter masih tinggi.
Bagaimana resonansi publik itu dikelola menjadi kejutan? Pertama, melahirkan Calon poros baru diluar calon yang sudah ada berdasarkan preferensi hasil survey. Kedua, mendukung calon yang sudah ada. Yang kedua, pilihan terakhir dan propabilitynya besar, tapi apakah iya Demokrat dan Gerindra akan menjadi follower, sementara kita tahu kedua partai ini masing-masing memiliki king maker berpengaruh yaitu SBY dan Prabowo.
Walupun kita tahu atensi politik nasional terhadap dinamika politik Sultra minus, karena secara nasional elektoral kontribusi suara Sultra kecil hanya sekitar 0,02 persen.
Berikutnya, saya mengajak kita semua, agar mendorong Pilgub Sultra ini dalam kerangka perdebatan gagasan, mentradisikan politik nilai dan moral. Yang kelihatan saat ini, secara akademik, gagasan yang dibangun masih nirsubstansi, kita berharap setelah penetapan Cagub nanti, pertarungan gagasan muncul di permukaan.
Dan, kita masyarakat Sultra berkewajiban menjaga tenun sosial kita jangan sampai sobek gara – gara pilgub. Toh, para calon semua orang tua kita, putra – putra terbaik Sultra. (*)