Baubau, Inilahsultra.com – Dugaan keterlibatan politik praktis para pejabat Pemkot Baubau terus bergulir di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Baubau.
Setelah Bawaslu merekomendasikan 12 nama Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Komisi ASN, kini muncul enam nama lagi yang diduga terlibat politik praktis.
Enam nama ASN yang menjadi temuan dugaan politik praktis itu, masih di lokasi yang sama dengan 13 pejabat Pemkot Baubau yang lebih dulu dimintai klarifikasi pada kegiatan Maulid beberapa pekan lalu di Kelurahan BWI.
Enam ASN itu diantaranya, Kadis Perhubungan Dr Roni Muhtar, Sekretaris DKP Sadidi, Kepala BPKAPD Abdul Fatar, Kadis Sosial Drs H Zulkifli, Kadis Ketahanan Pangan La Ode Sarafa dan Kasubbag Protokoler Setda Baubau, Irsyad Cahyadin.
Komisioner Bawaslu Kota Baubau, Wa Ode Frida Vivi Oktavia SH mengungkapkan, ke enam ASN yang dipanggil klarifikasi tersebut masih berkaitan dengan kegiatan Maulid Nabi beberapa pekan lalu di Kelurahan BWI.
“Setelah kami menerima berkas tembusan penanganan pelanggaran yang dilakukan oleh Panwascam Wolio, setelah dipelajari oleh staf pengawasan, maka dalam berkas tersebut terdapat nama-nama yang disebut tetapi belum dilakukan klarifikasi. Makanya kami undang untuk datang klarifikasi,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 26 Desember 2017.
Kordiv Hukum Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Baubau ini menuturkan, jadwal undangan klarifikasi para ASN terbagi dua sesi yakni pagi pukul 10.00 Wita dan sore pukul 15.30 Wita hari ini.
“Jadwal pagi untuk pak Roni Muhtar, pak Sadidi dan pak Abdul Fatar. Kalau sore pak Zulkifli, pak La Ode Sarafa dan pak Irsyad Cahyadin. Tapi pak Irsyad Cahyadin datang pagi karena siang mau keluar daerah,” tuturnya.
Hanya saja, yang seyogyanya ada enam ASN yang mendapat undangan Klarifikasi dari Bawaslu, hanya tiga orang ASN saja yang hadir diantaranya, Dr Roni Muhtar, Zulkifli dan Irsyad Cahyadin.
“Karena yang tiga orangnya belum hadir untuk klarifikasi, maka besok kita berikan lagi undangan klarifikasi kedua,” pungkas Advokat nonaktif itu.
Reporter: Muhammad Yasir
Editor: Din
