
Kendari, Inilahsultra.com – Aksi demonstrasi mahasiswa terkait kasus penembakan warga Laonti, Konawe Selatan, di Mapolda Sultra, Senin, 22 Januari 2018 berbuntut ricuh.
Salah seorang demonstran menjadi korban represif aparat. Mahasiswa yang terlihat mengenakan jas almamater kuning Universitas Halu Oleo tersebut diseret oleh aparat di tengah aksi demonstrasi berlangsung. Tak hanya diseret, ia dilaporkan mendapat bogem mentah.
Pantauan Inilahsultra.com, aksi solidaritas masyarakat Tuetue semula berlangsung kondusif. Unjuk rasa yang dibawah advokasi mahasiswa UHO ini dilatarbelakangi kasus penembakan warga Tuetue, Laonti, Konsel, oleh oknum polisi pada 14 Januari lalu.
Mahasiswa ini menuntut Kapolda memecat Kapolres Konawe, termasuk oknum polisi yang bertindak arogan menembaki warga Tuetue saat konflik dengan pemilik tambang di Konsel.
Di tengah orasi berlangsung, mendadak sejumlah aparat polisi mengerubuti mobil ditumpangi para demonstran dan menarik paksa salah seorang mahasiswa.
Mahasiswa itu lantas diseret paksa beberapa meter dari lokasi demonstrasi oleh enam aparat polisi. Lima diantaranya berseragam coklat dan satu anggota kepolisian berkostum putih hitam.
Unjuk rasa pun pecah. Terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi. Mobil demonstran disita.
Pengunjuk rasa yang diseret paksa aparat polisi belakangan diketahui bernama Wahyudin. Ia tercatat sebagai mahasiswa MIPA UHO.
Pada inilahsultra.com, mahasiswa ini mengaku sempat dipukuli oknum polisi di bagian hidung.
“Dipukul tadi waktu ditarik. Hidungku ditinju. Ini masih ada bekas darahnya,” ujar mahasiswa itu sambil memperlihatkan luka memar di wajah dan tangan bekas pukulan oknum polisi.
Penulis: Siti Marlina
Editor : Jumaddin Arif