Rusda : Untuk Apa Menang Besar, kalau Masyarakat Menderita

Rusda Mahmud-LM Sjafei Kahar saat deklarasi kampanye damai

Kendari, Inilahsultra.com – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sultra Rusda Mahmud-LM Sjafei Kahar turut memberikan orasi politik dalam acara deklarasi kampanye damai yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sultra, Minggu 18 Februari 2018 di MTQ Square Kendari.

Pasangan dengan akronim RM-SK ini mendapatkan giliran terakhir setelah pasangan Asrun-Hugua.

-Advertisement-

Dalam orasinya, Rusda sempat menyinggung soal menang besar, seperti yang diagung-agungkan Asrun saat orasi.

Menurutnya, menang itu penting. Tapi yang tidak kalah penting adalah persatuan harus dijaga.

“Untuk apa menang besar, kalau masyarakat penuh ketakutan. Untuk apa menang besar kalau masyarakat kita menderita. Untuk apa menang besar kalau pembangunan berjalan seperti biasa,” ungkap Rusda disambut riuh pendukungnya.

Rusda berjanji, dalam kampanyenya nanti tak akan menyampaikan kabar hoaks serta menolak isu suku agama ras dan antar-golongan (SARA).

“Kami tolak dan lawan korupsi. Tolak dan lawan money politic. Karena ini yang merusak generasi kita. Ini yang pecah belah kita,” tekannya.

Setiap pengukuhan tim relawan, lanjut Rusda, ada tiga hal yang ditekankan untuk tidak dilakukan.

“Pertama, jangan pernah menjelekan calon lain karena kita semua bersaudara. Kedua, jangan janjikan masyarakat. Karena masyarakat sudah capek dibohongi. Sudah cukup penderitaan masyarakat Sultra. Ketiga jangan sering bohongi masyarakat,” bebernya.

Dengan konsistensinya itu, kata Rusda, tidak salah menganggap pasangan ini adalah yang terbaik.

“Saya sering sampaikan kepada saya punya tim dan pendukung jangan terlalu sombong dan takabur. Di atas langit masih ada langit,” ujarnya.

Dia berharap, di Pilgub Sultra 2018 ini, dirinya bisa dipilih oleh masyarakat.

“Saya mohon dukungan karena kami tidak ada apa-apanya. Kami berdua bukan siapa-siapa tanpa dukungan masyarakat,” ajaknya.

Pilgub Sultra ini, kata dia, merupakan momentum lahirnya pemimpin baru. Lahirnya pemimpin yang tepat dan pemimpin yang bisa mengubah banyak hal.

“Hati-hati kalau memilih pemimpin, kalau salah memilih maka menyesal lima tahun,” pungkasnya.

Penulis : La Ode Pandi Sartiman

Facebook Comments