
Kendari, Inilahsultra.com– Kabupaten Buton Utara (Butur) menampilkan Tari Matantasu pada pagelaran seni budaya Pesona Halo Sultra, Selasa, 24 April 2018, malam.
Tari garapan Akbar Tanjung itu mengisahkan proses penanaman padi organik. Sebagaimana, Kabupaten Butur dibawah pimpinan Abu Hasan-Ramadion menjadikan daerah yang dikenal dengan slogan Lipu Tinadeakono Sara itu sebagai kabupaten organik.
Matansu dalam bahasa Kulisusu ialah tempat pertama manugal tanah dengan kayu yang runcing yang tidak dicabut atau tidak dipindahkan dari tempatnya semula.
Dimana, Proses Matantasu diawali dari ritual Kacingka yaitu proses persembahan sesajian kepada arwah penunggu ladang yang alan ditanami bibit padi organik yang diperkirakan sesuai dengan jumlah bibit yang tersedia.
Kemudian, para penari yang terdiri dari 8 orang perempuan dan 4 orang laki-laki yang dibekali dengan tongkat kayu memperagakan Parika. Parika sendiri merupakan proses menancapkan tongkat kayu yang runcing membentuk Matantasu bersamaan dengan menyiapkan bibit padi organik yang disimpan semalam.
Setelah esok hari barulah dimulai proses Montasu yang dimulai dari Matantasu sampai habis bibit tanaman yang tersedia.
Tari Matatansu ini cukup mendapat perhatian dari pengunjung Pesona Halo Sultra. Hal itu, ditandai dengan tepuk tangan yang cukup meriah dari penonton usai para penari menyelesaikan penampilannya.
Reporter : Armawan
Editor : Aso