“Sodamparagigi” Strategi Hado Hasina Poles Pariwisata Eksotis Kota Baubau 

PJ Wali Kota Baubau, Hado Hasina.
Bacakan

PJ Walikota Baubau, Hado Hasina tengah bergiat menata wajah kawasan pariwisata eksotis Kota Baubau. Baru tiga bulan menjabat, mantan Sekda Butur ini rupanya sudah finish menyusun master plan pengembangan kawasan pariwisata berbasis ekowisata di Kota Baubau

Ada 4 empat objek menjadi sasaran awal pengembangan kawasan ekowisata berbasis masyarakat di Negeri Seribu Benteng sebagaimana ide brilian Hado Hasina. Focal point tersebut adalah Pantai Nirwana, Tirta Rimba, Bukit Wolio Indah dan Kawasan Wameo.

Kepala Dinas Perhubungan Sultra itu paham, saat diamanahi memimpin Kota Baubau pada 31 Januari 2018, APBD sudah diketuk palu. Rombak anggaran demi ide kreatif digagasnya mustahil dilakukan di tengah jalan. Lagipula, penataan kawasan pariwisata menguras dana tak sedikit.

Tak ada akar rotan pun jadi. Hado memilih mengadopsi strategi “Sodamparagigi” agar bisa mewujudkan ide pengembangan empat kawasan pariwisata potensial Kota Baubau tersebut. Dalam istilah Buton Sodamparagigi berarti memikul beban bersama atau gotong-royong.

Prinsip Sodamparagigi diterapkan Hado Hasina sebagai solusi mengatasi budget minim. Caranya yakni membangun kemitraan guna mengatasi disparitas pendanaan pembangunan melalui skema publik private partnership (Finding funding via public private).

“Kita tidak bisa andalkan dana pemerintah untuk mengembangkan pariwisata. Jadi ada pendekatan Sodamparagigi. Ada kolaborasi pemerintah, masyarakat dan investor agar program ini bisa terealisasi,” terang Hado.

Pemerintah, lanjut Hado cukup menyiapkan master plan dan rule. Selanjutnya tinggal mengajak masyarakat dan investor berkolaborasi. Investor menyiapkan dana membangun infrastruktur pariwisata di titik yang telah ditentukan pemerintah. Masyarakat selaku pemilik tanah menyiapkan lahan kosongnya yang tak terolah.

“Masyarakat bisa menikmati untung dari pola investasi seperti itu. Pemerintah cukup mengambil manfaat dari berputarnya roda ekonomi di sentra pariwisata. Ada pajak. Ada peningkatan PAD yang diperoleh pemerintah tanpa perlu menggesek APBD lagi. Investor dan masyarakat tinggal melakukan bagi hasil atau sharing provit,” urai jebolan Magister ITB itu.

*Dimulai Dari Kawasan Pantai Nirwana

Pantai Nirwana (Sumber :Internet).

Nama Pantai Nirwana sudah dikenal luas masyarakat Sulawesi Tenggara. Sayang, kawasan pantai memiliki hamparan pasir putih nan eksotis itu belum dikelola maksimal. Baik sebagai sumber PAD maupun mendongkrak ekonomi masyarakat setempat.

Melihat potensi besar tersebut, Kota Baubau dibawah pemerintahan Hado Hasina menetapkan Pantai Nirwana sebagai Kawasan Ekowisata sekaligus salah satu focal point Kota Baubau. Dalam konsepnya, objek wisata ini selanjutnya akan terintegrasi dengan beberapa focal point lain diantaranya Keraton dan Simpang Kokalukuna.

Disini, strategi Sodamparagigi dicanangkan Hado sudah diimplementasi secara nyata. Pemkot Baubau melibatkan pihak swasta dengan mekanisme KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha) dan Masyarakat Kota Baubau mengelola kawasan ekowisata Pantai Nirwana.

“Jadi tidak ada namanya masyarakat menjual tanahnya ke investor. Status tanah tetap hak milik masyarakat. Investor lah yang membangun infrastruktur sesuai master plan pemerintah,” jelas pria kelahiran Kaledupa Tahun 1963 ini.

*Dilengkapi fasilitasi Cottage

Cottage yang dibangun dengan pola kemitraan masyarakat dan investor berdiri megah di sekitar kawasan Pantai Nirwana.

Sejumlah investor “plat merah” mulai melirik pola kemitraan menarik ditawarkan Hado Hasina. Kini mereka mulai berlomba merintis pembangunan vila atau Cottage di sekitar kawasan Pantai Nirwana.

Diantaranya adalah Bulog, Pertamina, PLN dan PDAM Kota Baubau. Bangunan cottage bercitarasa “lokal” mengacu konsep ditetapkan pemerintah Kota Baubau.

Pekan lalu pengamatan jurnalis Inilahsultra.com, sudah tujuh unit Cottage yang berdiri megah di Kawasan Ekowisata Pantai Nirwana. Selebihnya tengah dalam proses pembangunan.

“Focal point lain akan menyusul. Sementara adalah Pantai Nirwana,”ujar pejabat visioner Sultra bergelar doktor tersebut.

*Gazebo Outlet Kuliner dan Ruang Pertemuan

Master Plan Ekowisata Pantai Nirwana dicanangkan Hado Hasina.

Dalam master plan pengembangan Ekowisata Pantai Nirwana, Pemkot Baubau merencanakan pembangunan Gazebo dengan desain unik dan menarik. Konstruksinya memakai kayu sebagai bahan utama. Desainnya mengedepankan kearifan lokal masyarakat Kota Baubau.

Kedepan Gazebo ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan sementara pengunjung Pantai Nirwana. Melainkan bisa digunakan sebagai outlet produk dan kuliner.

Masih disekitar sekitar pantai, kawasan ekowisata turut dilengkapi ruang pertemuan. Bangunan ini bisa dipakai untuk kegiatan gathering melibatkan banyak pengunjung.

Kedua sarana ini pembangunannya akan disuport penuh pihak swasta sebagai investor.

*Tambatan Perahu

Tambatan Perahu Pantai Nirwana.

Pemerintah tak sepenuhnya lepas tangan. Melengkapi sarana wisata di Pantai Nirwana, lanjut Hado, pemerintah Kota Baubau akan membangun dermaga untuk tambatan perahu. Ini bisa dimanfaatkan pengunjung melakukan kegiatan rekreasi di kawasan laut Pantai Nirwana.

*Bangun Kantong Parkir

Pembangunan infrastruktur pariwisata di sejumlah focal point pariwisata Kota Baubau di atas tentu kurang lengkap jika tak diimbangi penataan jalur transportasi.

Hado Hasina menjelaskan ide program rekayasa lalulintas di Kota Baubau pada PJ Gubernur Sultra, Teguh Setyabudi. Ini adalah program brilian Hado mengurai kemacetan dan memperindah estetika Kota Baubau.

Sebagaimana diketahui, kota metro kedua setelah Kota Kendari ini dikenal dengan kemacetan dan kesemerawutan lalulintasnya.

Pemkot Baubau dibawah pemerintahan Hado Hasina sendiri tengah merintis pembukaan jalur jalan baru memecah kemacetan kota. Modelnya mengitari area luar Kota Baubau. Jalur transportasi antar kota dan luar kota ditata ulang biar tak menumpuk.

Lebih jauh mengurai semerawutan dan kemacetan, Hado tengah mencanangkan pembangunan kantong parkir disejumlah pusat keramaian Kota Baubau.

“Kita membuat siapa saja yang datang ke Baubau nyaman. Mau berlama-lama berwisata di Baubau. Misalnya mengurangi kemacetan dan kesemerawutan kendaraan. Solusinya kita akan bangun kantong-kantong parkir. Bisa diliat kan, dalam kota orang parkir sembarang ini bikin macet jalan. Jadi kita bangunkan alternatif tempat parkir yang tidak mengganggu badan jalan. Untuk jalur jalan baru sementara dirintis. Saya tidak kenal yang namanya gusur menggusur. Kita upayakan tidak ada masyarakat yang dirugikan dalam proses pembangunan,” beber Hado panjang lebar.(Siti Marlina/Advetorial)

Facebook Comments