KPK Diharap Usut Proyek Puluhan Miliar di Butur

Jalan poros Waode Buri-Labuan di Desa Petetea Kecamatan Kulisusu Utara mengalami kerusakan. Jalan ini baru selesai dikerjakan akhir tahun 2017.
Bacakan

Kendari, Inilahsultra.com – Kehadiran petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Sultra diharap bisa ikut memantau berbagai proyek bernilai puluhan miliar di Kabupaten Buton Utara (Butur). Khususnya proyek pengaspalan jalan poros Waode Buri-Labuan.

Ketua Ikatan Pemuda Pembaharu (IP2) Buton Utara Kasno Awal Doi mengatakan, pengaspalan jalan poros itu sudah menghabiskan puluhan miliar sejak tahun 2016 sampai 2018. Namun kondisi jalan saat ini rusak parah.

“Ada yang tidak beres dengan proyek pengaspalan itu,” kata Kasno melalui via telepon selularnya, Selasa 31 Juli 2018.

Kasno mencontohkan, salah satu titik jalan poros yang saat ini mengalami kerusakan adalah di Desa Petetea Kecamatan Kulisusu Utara (Kulut). Pengaspalan jalan ini baru selesai dikerjakan akhir tahun 2017.

“Jadi apa yang dikatakan Kadis PU bahwa tidak ada jalan rusak yang dikerjakan tahun 2017, itu tidak benar. Faktanya jalan di Petetea sudah rusak,” tegasnya.

Kasno berharap, KPK bisa ikut memantau proyek tahun 2018 di Kabupaten Buton Utara.

Sebelumnya, Kepala Dinas PU Butur Wawan Wardaya mengaku, terus bekerja agar jalan poros Waode Buri-Labuan bisa dilalui masyarakat. Sekalipun tidak ada anggaran, pihaknya terus berupaya agar jalan tersebut bisa difungsikan.

“Kita inikan bekerja terus. Kita juga ada komitmen tiap enam bulan evaluasi terus. Saya kan tidak diam. Ada anggaran tidak ada anggaran kita terus berupaya supaya jalan bisa berfungsi, bisa dilalui. Itu fungsinya,” tegasnya.

Wawan menjelaskan, jalan yang mengalami kerusakan merupakan pekerjaan tahun 2010 lalu, bukan jalan yang dikerjakan tahun 2017 lalu.

“Jadi begini, itukan yang rusak pekerjaan tahun 2010. Itupun rusak bukan karena fisiknya yang tidak tercapai,” paparnya.

Kerusakan jalan tahun 2010, lanjut Wawan, karena tegenang air akibat banjir. Pasalnya, intensitas air yang cukup tinggi, drainase tidak bisa menampung.

Menurut Wawan, pekerjaan jalan pada tahun 2017 lalu ada beberapa titik. Yakni, Torombia-Lakansai sepanjang 5 kilometer, Lakansai-Lamoahi sepanjang 4 kilometer, dan poros Waode Buri-Petetea sepanjang 4 kilometer.

“Yang terkupas itukan pekerjaan tahun 2010. Tahun 2017 tidak ada yang terkupas,” tandasnya.

Editor: Din

Facebook Comments