Dulu Seteru, Dua Rival Pilkada Konawe Kembali Mesra Jelang Pleno KPU

ketgam : Gusli dan Ketua Tim Pemenangan KSK-GTS serta Irawan Laliasa dan AJP asik mojok bersama disela menanti agenda Pleno Penetapan Bupati/Wakil Bupati Konaee Terpilih 2018-2023 di lobi hotel.

Kendari, Inilahsultra.com – Momen Pleno Penetapan Pasang Calon Bupati/Wakil Bupati Konawe Periode 2018 Minggu 12 Agustus 2018 terasa teduh.

Bagaimana tidak, dua paslon yang dulunya berseteru keras saat kompetisi perebutan kursi 01 Konawe, justru terlihat saling rangkul. Duduk bersama di satu meja, saling melempar canda.

Mereka adalah kubu Kery S Konggoasa- Gusli T Sabara (KSK-GTS) dan Irawan -AJP.

-Advertisement-

Saat gelaran pleno, Cabup Konawe Terpilih, Kery S Konggoasa mengonfirmasi berhalangan hadir. Ia diwakili pasangannya, Gusli T Sabara, Mantan Ketua DPRD Konawe. Sementara kubu Berhijrah, hadir dengan formasi lengkap.

Dua paslon lain, Muliati Saiman-Mansur, kubu pasangan perseorangan dan duet PDIP, Litanto-Murni Tombili tercatat absen. Tak ada konfirmasi terkait alpannya dua kontestan Pilkada Konawe itu.

Pleno penetapan pasangan Bupati/Wabup Terpilih Kabupaten Konawe hari itu mulur. Hampir dua jam dari jadwal. Harusnya dimulai pukul 09.00. Wita.

Di sela waktu menunggu, dua kubu yang dulunya berseteru di ring Pilkada, justru asik mojok bersama di lobi hotel. Irawan dan AJP bersama Gusli yang ditemani Ketua Tim Pemenangan KSK-GTS, DR Ardin serta penggembira PAN lain melingkar di satu sofa. Mereka mesra bak kawan lama.

“Konawe adalah episentrum demokrasi di Sultra. Kita adalah suatu keluarga besar. Kita menjaga tradisi tradisi leluhur. Semua Sudah selesai. Saling merangkul semua bisa dibicarakan dengan baik. Kemarin hanya seni dalam berpolitik,” urai Irawan ditanya soal mesranya kembali hubungan dirinya dengan kubu KSK-GTS.

Setali tiga uang, Wakil Kery, Gusli juga melempar statment sama.

“Kita satu keluarga besar. Tidak ada yang perlu dipersiapkan jika menganggap ini adalah satu keluarga besar. Prioritas kita bersama sekarang adalah menjalankan visi misi yang sudah kita tawarkan ke masyarakat. Ini mesti dituntaskan. Hilangkan sekat untuk membangun Konawe lebih baik bersama-sama,” urai Gusli yang turut diamini Ketua Tim Pemenangan KSK-GTS, DR Ardin.

Kata Ardin, klimaks Pilkada Konawe berakhir manis sejak lama diidamkan kubu KSK-GTS.

“Kita sebenarnya ingin semua baik. Selesai Pilkada semua bersatu. Harmonis saling mendukung. Toh pemenang Pilkada sudah ditentukan. Saatnya membangun Konawe,” cetus Ardin.

Irawan dan Kery sejatinya bukan kali ini saja berduel di Pilkada Konawe. Periode lalu, persisnya 2013 lalu. Kery vs Irawan bertemu satu panggung kompetisi bersama lima kontestan Pilkada Konawe lain.

Irawan adalah mantan Sekda Konawe. Ia memilih berpasangan dengan pensiunan ASN, Burhanuddin. Sementara Kery, Ketua DPRD Konawe saat itu menggandeng wakil dari birokrat Konawe, Parinringi.

Kery-Parinringi (BerKesan) mesti dua kali bertarung agar bisa merebut piala Pilbup Konawe. Ini lantaran Pilkada Konawe kala itu berlangsung alot hingga dua putaran.

Pilkada 2018, Kery dan Irawan kembali bertemu

ketgam : Gusli dan Ketua Tim Pemenangan KSK-GTS serta Irawan Laliasa dan AJP asik mojok bersama disela menanti agenda Pleno Penetapan Bupati/Wakil Bupati Konaee Terpilih 2018-2023 di lobi hotel.

Melawan Inkumben, Irawan mundur dari kursi Kepala Dispenda Sultra. Ia mengandeng Adi Jaya Putra (AJP), yang nota bene putra mahkota Bupati Konsel, Surunuddin Dangga.

Tak ayal duet tersebut dilabeli kuda hitam di Pilkada Konawe. Berhijrah dan KSK-GTS saling menguntit.

KSK-GTS diketahui sama-sama politikus. Lahir dari rahim PAN. Partai lain pengusung paslon nomor urut empat itu adalah Gerindra dan Nasdem.

Sementara Irawan – AJP adalah kolaborasi birokrat- politisi. PKS, Golkar dan PBB menjadi kendaraan politik pasangan bertagline Berhijrah tersebut.

Kontestan Pilkada Konawe diramaikan lima paslon. Dari urutan 1 dari jalur independen: Muliati Saiman-Mansur (Musim), Nomor urut dua adalah duo PDIP : Litanto – Murni Tombili (Berlian-Murni), Nomor Urut Tiga : Irawan -AJP, Nomor Urut 4 : KSK-GTS.

Saat panas-panasnya suksesi Pilkada seretak, dua kubu ini dikenal punya massa militan. Saling adu strategi. Berlomba menjadi jawara.

Sayang, BerHijrah tak berhasil mengimbangi ketangguhan Paslon Incumbent yang digawangi Kery. Irawan hanya sukses bertengger di posisi kedua. Terpaut suara sangat jauh dari rivalnya, Kery.

Berdasarkan Hasil Pleno Rekapitulasi Perhitungan suara KPU Konawe Nomor 279/PL.03.6-BA/7402/KPU-Kab/VII/2018, KSK-GTS berada diposisi pertama dengan persentase 59,85 persen (65.766 Suara). Posisi kedua ditempati Irawan -AJP, 27,65 persen 36.816 suara). Peringkat tiga, Berlian Murni 20,27 persen (27.564 suara). Terakhir Pasangan Musim, 2,23 persen (2.903 suara).

Total surat suara sah berdasarkan Pleno KPU Konawe 5 Juli lalu adalah 133.049 suara. Sementara suara tidak sah 3.055 lembar.

Keunggulan KSK-GTS ini dilegalisir KPU lewat hasil Pleno Terbuka Penetapan Bupati/Wakil Bupati Konawe Periode 2018-2023 Minggu 12 Juli 2018.

Lewat putusan bernomor 358/PL.03.7-BA/7402/KPU-Kab/VIII/2018, kata DR Ardin, Kery-Gusli secara de facto sah sebagai Bupati/Wakil Bupati Konawe.

Usai pleno KPU, LO PAN di Pilkada Konawe, Asdar menyatakan secepatnya membawa kelengkapan dokumen KSK-GTS tersebut ke Mendagri di Jakarta.

“Pak Kery di Jakarta mengurus beberapa urusan di Mendagri untuk keperluan pelantikan nanti. Di Konawe diwakili Pak Gusli,” ujar Asdar menjawab ketidakhadiran Kery di Pleno KPU.

Usai acara Penetapan Bupati/Wakil Bupati Terpilih 2018, DPRD Konawe menjadwalkan agenda paripurna pengumuman kepala daerah terpilih. Jika tak ada aral melintang, paling lambat Selasa, seremoni paripurna tersebut tuntas.

“Secara de facto mereka sudah sah jadi Bupati dan Wakil Bupati. Tinggal tunggu pelatikan tanggal 20 September nanti. Untuk Paripurna di DPRD Konawe kita jadwalkan Selasa ini. Semua proses kita upayakan dipercepat. Sekarang ini mau ketemu dulu dengan Banmus bahas itu,” urai Ardin.

Penulis : Siti Marlina
Editor : La Ode Pandi Sartiman

Facebook Comments