Diprotes Kades Karena Tak Minta Izin, Pembukaan Jalan Lasse-Membuku Butur Tetap Dilanjutkan

Kepala Dinas PUPR Butur, Wawan Wardaya.

Buranga, Inilahsultra.com – Pembukaan jalan Lasse-Membuku Desa Kadacua Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara (Butur) sempat mendapat protes warga. Namun, pembukaan jalan itu tetap dilanjutkan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Butur Wawan Wardaya mengatakan, sudah tidak ada masalah lagi dengan pembukaan jalan itu.

“Tidak ada masalah lagi dengan pemerintah desa. Masih jalan (proyek). Masih kerja. Karena kontraknya sampai akhir November,” ungkap Wawan ditemui di ruang kerjanya, Senin 15 Oktober 2018.

-Advertisement-

“(Protes Kades Kadacua Sadar Basri) sudah, sudah tidak ada,” tambahnya.

Menurut Wawan, warga yang komplain beberapa waktu lalu bukan karena tanahnya diserobot. Namun, warga menghendaki agar pembukaan jalan itu melintasi tanahnya.

“Memang masyarakat itu komplain karena ingin jalan itu melewati tanahnya. Itukan jalan utama dulu yang kita bangun, jalan primer dulu,” terangnya.

“Nanti berikutnya kalau masyarakat menginginkan baru kita buat jalan sekundernya (penghubungkan jalan poros utama dengan pemukiman warga),” tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Desa Kadacua Sadar Basri, Senin 3 September 2018 menegaskan, tidak mengetahui masuknya proyek jalan tersebut.

“Sudah dua hari mereka kerja baru saya tahu. Tapi kita baru tahu kemarin (Minggu, 2 September 2018). Kita tidak tahu ini proyek apa. Kemudian anggaran dimana, dinas apa. Karena ini tidak ada papan proyeknya,” cetus Sadar.

Menurut dia, pada hari minggu pihaknya sempat mengacam pekerja yang melakukan kegiatan tersebut. Pasalnya, proyek itu dilakukan tanpa ada koordinasi dan banyak warga yang protes karena tanahnya digusur.

“Mereka bawa alat berat disini, makanya saya suruh hentikan. Kenapa tidak ada pemberitahuan. Banyak warga komplain karena tidak ada koordinasi dan ada yang tanahnya diambil,” tandasnya.

“Harusnya mereka ketemu dulu dengan pemerintah desa supaya koordinasi. Nanti sudah oke baru masukan alat. Tapi ini tidak,” tambahnya.

Sadar menambahkan, sangat ragu dengan pembukaan jalan tersebut. Pasalnya, jalan itu akan memudahkan pencurian pasir di wilayahnya.

“Permintaan saya proyek ini dihentikan sementara. Kalau mau lanjut kita kumpul dulu di balai desa bicara dengan masyarakatku,” tandasnya.

“Karena jalan ini tidak pernah diusulkan dalam Musrembang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan). Jalan yang masuk itu kita usul di Musrembang jalan menuju perumahan, bukan yang ini. Tidak ada gunanya kita rapat di Bappeda tiap tahun supaya kalau proyek sosialisasi di desa, tapi faktanya omong kosong,” cetusnya.

Wawan mengatakan, pembukaan jalan itu merupakan bagian pengembangan kota. Jalan itu menghubungkan pemukiman warga hingga ke Lantagi, lokasi pembangunan Bandara.

“Lantagi itu dalam RTRW kita akan dibangun Bandara,” terangnya.

Pembukaan jalan itu, lanjut Wawan, nantinya akan sampai hingga ke Desa Lelamo Kecamatan Kulisusu Utara. Jalan itu sesuai rencana selebar 21 meter.

“Jadi dari Lelamo, Membuku, Lasse, sampai ke Lantagi. Kita upayakan lebar jalannya itu 21 meter. Sekarang baru 9 meter saja. Nanti kita akan perlebar lagi,” terangnya.

Diketahui, proyek pembukaan kalan Lasse-Membuku dikerjakan CV Bina Marga Utama dengan anggaran mencapai Rp 2.368.000.000.

Editor: Din

Facebook Comments