
Pasarwajo, Inilahsultra.com – Rombongan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI melakukan tatap muka dengan nelayan di Kabupaten Buton, Kamis 14 Februari 2019. Pada kesempatan itu, nelayan diminta agar tidak menangkap anak tuna yang masih kecil.
Kepala Badan Riset dan SDM KKP RI Syarif Wijaya mengatakan, rencana kedepan KKP akan membangun sektor perikanan di Sultra. Pasalnya, Sultra merupakan daerah yang sangat potensial untuk pengembangan sektor perikanan.
Saat ini, Indonesia masuk dalam 20 negara besar di dunia penghasil ikan tuna. Tahun 2025 kedepan, Indonesia ditargetkan menjadi negara terbesar kelima setelah Amerika, China, dan Jepang.
“Indonesia luasnya 8 juta persegi dengan luas 5,8 juta laut. Laut Indonesia itu laksana masih tidur. Bahkan Sultra berada di jantungnya Indonesia sebagai satu-satunnya tempat tuna lahir,” kata Syarif.
Perairan Sultra, lanjut Syarif, berada di sekitaran Laut Banda, tempat lahirnya tuna. Namun laut belum beri kesejahteraan bagi masyarakat karena banyak kapal asing yang menggarap sumber ikan di wilayah timur Indonesia. Sementara jumlah penduduk banyak di bagian barat sehingga pemerintah meletakkan sentra perikanan di tempat ikan berada.
“Kenapa kita susah, kapal asing banyak di peraian Indonesia yang kita tidak tahu,” jelasnya.
Dia meminta kepada para nelayan agar menangkap ikan tidak mengejar volume namun mengejar kualitas. Lebih baik menangkap 1 ekor tuna 40 kilo dengan harga Rp 3 juta dari pada menangkap ikan kembung 1 keranjang dengan harga murah.
Bupati Buton La Bakry berharap, kehadiran rombongan KKP dapat menjadikan Buton sebagai sentra perikanan di Sultra.
“Apa yang dicita-citakan semoga akan jadi kenyataan di Buton. Dengan adanya sentra perikanan akan membuka banyak peluang didaerah,” ujarnya.
La Bakry meminta dukungan KKP agar melahirkan konsep untuk kemajuan perikanan di Buton.
Reporter: Waode Yeni Wahdaniah