Kendari, Inilahsultra.com – Kunjungan Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kendari kemarin, terungkap beberapa fakta politik yang bergulir. Salah satunya, pernyataan para kepala daerah di Sultra, termasuk gubernur yang menjanjikan kemenangan 70 sampai 80 persen di Bumi Anoa.
Angka kemenangan yang cukup besar ini, bisa semacam hanya “angin surga” untuk Jokowi bila menilik hasil survei beberapa lembaga.
The Haluoleo Institute (THI) misalnya, menyebut elektabilitas Jokowi-Maruf Amin berada pada angka 38,4 persen. Sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh 44,2 persen. Unggul sekitar 6 persen.
Meski dinilai dinamika politik masih akan berubah dengan 17,4 persen warga yang belum menentukan pilihan dalam survei itu, namun perubahan tidak akan terlalu signifikan karena dua kubu ini pada akhirnya sama-sama bekerja menggalang suara.
Direktur Eksekutif The Haluoleo Institute Naslim Sarlito Alimin menyatakan, janji politik para kepala daerah kontradiksi dengan hasil survei mereka.
“Namanya optimisme akan dibangun. Hanya saja, apakah akan selaras dengan terjadi di lapangan, di pemilih di bawah?,” kata Sarlito beberapa waktu lalu kepada Inilahsultra.com.
Menurut Sarlito, para kepala daerah punya kekuatan untuk mempengaruhi pemilih.
Selain birokrasi, bupati, wali kota dan gubernur punya jaringan partai politik dan simpatisan.
“Kalau angka 70 persen bukan hanya mengada-ada bagi kepala daerah,” katanya.
Naun, lanjut dia, tipikal pemilih saat ini punya naluri sendiri menentukan pilihan politiknya.
“Pemilih saat ini tidak bisa ditodong dengan senjata. Tidak bisa dipaksa, bebas memilih,” ujarnya.
Dinamika pemilih ini, tentunya tergantung bagaimana kepala daerah meyakinkan dalam bentuk konsolidasi.
Namun, bagi Sarlito, angka 70 sampai 80 persen ini sangat lah sulit diperoleh dalam konteks di Sultra.
“Sulit. Artinya 80 persen ini berarti penguasaan total (pemilih di Sultra),” jelasnya.
Menurut dia, angka 50 persen masih bisa rasional bila diperoleh oleh pasangan Jokowi-Maruf. Sebab, selisih sementara pasangan Prabowo-Sandi dan Jokowi-Maruf hanya 6 persen.
“Angka masih bisa berubah, hanya tidak sampai 80 persen,” tuturnya.
Selain THI, Survei Charta Politica antara 22 Desember 2018 sampai 2 Januari 2019, Jokowi-Maruf memperoleh 40 persen. Sedangkan rivalnya, Prabowo-Sandi mendapat 50 persen. Masih ada 10 persen yang belum menentukan pilihan.
Bila berkaca pada Pemilu 2014 lalu, Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla menang atas pasangan Prabowo-Hatta Rajasa. Dari 12 kabupaten atau kota, Prabowo-Hatta menang di dua daerah, Konawe dan Muna. Sedangkan Jokowi-Jusuf Kalla menang di 10 daerah.
Berdasarkan rekapitulasi KPU Sultra, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh 511.134 suara atau 45,10 persen. Sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla meraih 622.217 suara atau 54,90 persen. Total suara sah 1.133.351 suara.
Adapun perolehan suara di setiap Kabupaten/Kota yakni:
Kabupaten Kolaka Utara :
1. Prabowo – Hatta 15.394 Suara
2. Jokowi – Jusuf Kalla 54.038 Suara
Kabupaten Wakatobi :
1. Prabowo-Hatta 14.824 Suara
2. Jokowi – Jusuf Kalla 54.028 Suara
Kabupaten Bombana :
1. Prabowo-Hatta 25.165 Suara
2. Jokowi – Jusuf Kalla 41.326 Suara
Kabupaten Buton Utara :
1. Prabowo-Hatta 11.008 Suara
2. Jokowi – Jusuf Kalla 17.139 Suara
Kabupaten Kolaka :
1.Prabowo – Hatta 64.694 Suara
2.Jokowi – Jusuf Kalla 92.586 Suara
Kabupaten Konawe Utara :
1. Prabowo – Hatta 14.245 Suara
2. Jokowi – Jusuf Kalla 18.278 Suara
Kabupaten Buton :
1. Prabowo – Hatta 54.793 Suara
2. Jokowi – Jusuf Kalla 69.167 Suara
Kabupaten Konawe Selatan :
1. Prabowo – Hatta 62.741 Suara
2. Jokowi – Jusuf Kalla 74.151 Suara
Kota Kendari :
1. Prabowo – Hatta 72.705 Suara
2. Jokowi – Jusuf Kalla 80.645 Suara
Kota Bau – Bau :
1. Prabowo – Hatta 28.461 Suara
2. Jokowi – Jusuf Kalla 37.700 Suara
Kabupaten Muna :
1. Prabowo – Hatta 67.604 Suara
2. Jokowi – Jusuf Kalla 48.30 Suara
Kabupaten Konawe :
1. Prabowo – Hatta 79.500 Suara
2. Jokowi – Jusuf Kall 57.538 Suara
Penulis : La Ode Pandi Sartiman