KPU Sultra dan Sultra Demo Gelar Sosialisasi di Daerah Rawan Konflik

Suasana sosialisasi KPU dan Sultra Demo di Kecamatan Kendari.
Bacakan

Kendari, Inilahsultra.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sultra bekerjasama dengan Sultra Demokrasi dan Monitoring (SultraDemo) menggelar sosialisasi di daerah rawan konflik di Kota Kendari.

Kegiatan ini digelar di Kantor Kecamatan Kendari dan dihadiri oleh 200 peserta dari dua kelurahan di Kecamatan Kendari, yakni, Kelurahan Jati Mekar dan Kelurahan Gunung Jati.

-Advertisement-

Presidium Sultra Demo, Arafat mengaku, dari 64 kelurahan di Kota Kendari, dua kelurahan itu dinilai masuk kategori daerah rawan konflik.

“Ini belajar dari pengalaman sebelumnya. Banyak kejadian keributan antarlorong terjadi di sini. Makanya, kami mengajak dan mengedukasi agar jelang pemilu hingga pencoblosan nanti tidak terjadi konflik,” kata Arafat di

Ia berharap, melalui sosialisasi ini, para peserta bisa menularkan pengetahuan yang diperoleh kepada tetangga dan keluarganya pentingnya stabilitas politk dalam menentukan pemimpin dan wakil rakyat ada 17 April 2019 mendatang.

“Kita berharap tidak ada gesekan. Mari lah kita memilih pemimpin dengan cara damai,” ujarnya.

Sementara itu, anggota KPU Sultra, Iwan Rompo Banne, mengajak seluruh masyarakat agar terlibat penuh dalam menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan ini.

Ia juga mengajak agar masyarakat menyalurkan hak pilihnya pada 17 April 2019 dalam menentukan pemimpin dan wakilnya di legislatif.

“Mari kita melihat Pemilu ini sebagai konteks prestasi. Siapa yang memberikan ide terbaik, maka itulah yang menjadi pertimbangan pemilih,” katanya.

Ia menuturkan, melalui pemilu, rakyat secara terbuka dapat menyatakan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap orang-orang yang ingin berkuasa melalui pencoblosan.

“Di waktu yang singkat ini, kami imbau masyarakat, silakan ke TPS, gunakan hak pilih anda, kemudian parameter dalam menentukan pilihan karena visi-misi yang bersangkutan,” imbaunya.

Dalam sosialisasi, KPU dan Sultra Demo menetapkan delapan titik dengan empat indikator.

Indikator pertama adalah pemilih di daerah potensi bencana. Dilaksanakan di Kelurahan Lepolepo dan Bongoeya. Dua kelurahan ini dianggap sering terjadi banjir.

Indikator kedua adalah daerah dengan potensi pelanggaran yang tinggi. Yakni, Kelurahan Bende dan Kadia. Berdasarkan riwayat pesta demokrasi, dua kelurahan ini sering ditemukan banyak pelanggaran pemilu.

Sedangkan daerah rawan konflik masuk indikator ketiga. Dua kelurahan dipilih sebagai tempat sosialisasi yakni, Kelurahan Gunung Jati dan Kelurahan Jati Mekar.

Terakhir, kegiatan yang belum dilaksanakan adalah indikator partisipasi pemilih yang rendah.

Ada dua kelurahan yang masuk indikator ini. Yakni, Kelurahan Lahundape dan Kelurahan Anduonohu. Di dua kelurahan ini, KPU dan Sultra Demo akan menggelarnya di warung kopi.

Penulis : La Ode Pandi Sartiman

Facebook Comments