Bahaya Narkoba, Sultra Masuk Zona Merah

Kemenpora RI menggandeng Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara, menekankan pentingnya para kader pemuda antinarkoba

Kendari, Inilahsultra.com – Peredaran dan penyalahgunaan narkoba kian marak. Penyebarannya hampir di semua daerah di Indonesia. Peredaran dan penyalagunaanya bukan hanya di kota saja, tetapi sudah merambah di pedesaan.

Pemerintah tak henti-hentinya melakukan upaya pencegahan atau mensosialisasikan tentang bahaya penyalahgunaan dan penyebaran barang haram itu.

Terhadap bahaya narkoba ini, Kemenpora RI menggandeng Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara, menekankan pentingnya para kader pemuda antinarkoba untuk bergerak dengan basis pedesaan di wilayah Sulawesi Tenggara.

-Advertisement-

Asisten Deputi Peningkatan Wawasan Pemuda pada Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Arifin Majid mengatakan, pelatihan kader pemuda antinarkoba merupakan program prioritas kepemudaan guna mengatasi darurat peredaran dan penyalagunaan narkoba di Indonesia. Program ini sudah terlaksana di beberapa daerah secara bergiliran dan program ini sejak 2016.

“Lewat pelatihan yang berlangsung selama empat hari, diharapkan bisa merekrut lagi kader pemuda antinarkoba dari setiap desa,” ucap Arifin Majid saat ditemui di sela-sela Pelatihan Kader Inti Pemuda Anti Narkoba di Kota Kendari, Rabu 3 April 2019.

Ada lima kabupaten di Sultra yang ikut kegiatan ini. Yakni Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Kolaka Timur, Konawe Utara, dan Bombana. Ada 200 pemuda telah mengikuti pelatihan dan akan dikukuhkan. Diharapkan dengan pelatihan ini masing-masing bisa merekrut lagi 25 kader pemuda antinarkoba di daerah masing-masing.

“Dengan demikian kampanye antinarkoba dari pemuda dapat dilaksanakan dengan berbasis pedesaan. Pelatihan ini merupakan program prioritas kepemudaan Kemenpora guna mengatasi darurat peredaran dan penggunaan narkoba di tanah air,” ucapnya.

Menurutnya, Sultra masuk kategori zona merah peredaran dan penyalagunan narkoba bahkan sudah masuk ke pelosok desa karena rawan masuk barang ilegal karena memiliki banyak pulau. Bahkan, disinyalir pulau menjadi tempat menurunkan barang haram tersebut.

Rencananya kata dia, pelatihan kader pemuda anti narkoba di Kota Kendari digelar selama empat hari, 1-4 April 2019. Selain di Sultra, pelatihan kader anti narkoba akan digelar di Maluku (Ambon) dan di Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Senada dengan itu, perwakilan BNNP Sultra Ahmad Zaini mengingatkan kepada peserta, bila mengetahui adanya korban penyalahgunaan narkoba maka dilaporkan ke lembaganya. Manakala melapor ke BNNP, otomatis akan dilakukan rehabislitasi untuk pemulihan.

“Jika menemukan penyalagunaan tidak perlu takut untuk melaporkan, karena kita akan lakukan rehabilitasi sebaik mungkin,” bebernya.

Selain itu, Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Sultra Harmawati mengungkapkan, narkoba merupakan zat yang sangat berbahaya dan dapat merusak generasi muda.

“Kita sebagai pemuda harus bisa menjadi garda terdepan melawan narkoba, jangan sampai bangsa kita rusak karena pemudanya terjerumus narkoba,” tutupnya.

Penulis : Onno

Facebook Comments