
Kendari, Inilahsultra.com – Pleno rekapitulasi hasil Pemilu di Kecamatan Poasia Kota Kendari sempat berlangsung alot.
Bahkan, jadwal pleno sempat mulur beberapa kali dari jadwal karena kondisi penyelenggara yang tiba-tiba sakit.
Selain itu, sempat terjadi perdebatan antara saksi partai dengan PPS terhadap perbedaan data hasil yang dipegang saksi dengan C1 hologram yang dipegang PPK.
Norman, saksi Partai Amanat Nasional (PAN) mengaku, yang sempat jadi perdebatan di TPS 10 Kelurahan Anduonohu.
Di TPS ini, suara PAN tiba-tiba berkurang ketika disandingkan dengan C1 hologram yang dipegang oleh KPU.
Suara PAN di TPS tersebut sebanyak 74 suara. Namun, saat dituangkan dalam C1 yang dipegang KPPS, jumlahnya malah menyusut tinggal 40 suara.
Penurunan jumlah suara ini ikut berdampak bagi perolehan suara caleg. Irwan Sukma yang memperoleh 49 suara tersisa tinggal 20 suara.
Data ini, kata Norman, tidak sesuai dengan rekap yang mereka punya.
“Saya langsung protes dan meminta dihitung ulang,” kata Norman ditemui di Kantor Camat Poasia, Senin 29 April 2019.
Ia mengaku, sempat terlibat debat dengan PPK. Ia pun mendesak agar kembali dibuka kotak untuk mengecek perolehan suara partai dan caleg.
“Ini karena kesalahan pemindahan dari C1 plano ke C1 hologram. Makanya, setelah dibuka kembali C1 plano, ternyata ada kesalahan penulisan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PPK Poasia Syamsul mengaku, terkait keterlambatan pleno beberapa hari ini karena banyak penyelenggara yang jatuh sakit.
“Kemarin teman-teman ada kendala pasca perhitungan di tingkat TPS, banyak yang sakit. Bahkan ada anggota PPK pingsan saat pleno kemarin,” kata Syamsul.
Menurut dia, proses pleno di tingkat PPK dijadwalkan sampai 4 Mei 2019. Namun, kata dia, semuanya sudah akan tuntas pada hari ini.
“Kita maksimalkan hari ini,” katanya.
Terkait adanya perselisihan data salinan C1 yang dipegang saksi, ia mengaku karena terjadi kesalahan input di salinan C1.
“Sehingga bersama panwascam melakukan perbaikan dan melihat kembali C1 plano,” ujarnya.
Perbedaan data ini, sebut dia, diduga disebabkan KPPS kelelahan karena suasana rekap berlangsung tengah malam.
“Tapi sudah dilakukan perbaikan atas dasar keberatan saksi,” ujarnya.
Ia bilang, banyak penyelenggara yang jatuh sakit saat pleno di tingkat TPS dan PPK.
“KPPS yang sakit itu berjumlah 8 orang. Ada 4 orang PPK yang juga sakit. Kemudian ada 6 PPS yang juga sakit,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Panwas Kecamatan Poasia Hajad Ahmad Nur mengaku, pada prinsipnya kerja pengawasan menjamin suara yang diperoleh partai politik dan peserta pemilu.
“Terkait selisih, maka kita rekomendasi buka C1 plano, ketika ada selisih hasilnya maka rekomendasi penghitungan surat suara ulang,” katanya.
Ia menyebut, perbedaan data antara KPPS dan saksi peserta pemilu sudah diselesaikan melalui rekomendasi pembukaan kotak untuk mengecek kembali C1 plano.
Ia menyebut, ada 10 kota suara yang harus dibuka untuk mengecek kembali C1 plano. Kemudian ada lima kota suara harus dihitung ulang surat suaranya.
Penulis : La Ode Pandi Sartiman