
Kendari, Inilahsultra.com – Anggota Komisi V DPR RI, Ridwan Bae berjanji menggolkan anggaran revitalisasi Terminal Puuwatu dalam struktur APBN Tahun 2020. Pasca-kenaikan status Terminal Puwatu ke Type A tahun ini, Balai Pengelola Transportasi Darat BPTD Wilayah XVIII Sultra dan Dinas Perhubungan Sultra telah merancang wajah baru terminal angkutan kota antarprovinsi tersebut.
“Kita akan upayakan di 2020. Pelosika saja yang Rp 3 T, Ameroro yang lebih dari 2 T bisa. Tidak akan susah. Semoga bisa. Akan kita perjuangkan habis-habisan di 2020,” ucap Ridwan saat mengunjungi Terminal Puuwatu Sabtu 28 Juli 2019.
Usai menyisir beberapa titik kawasan Terminal Puuwatu Ridwan Bae sendiri mengaku kaget melihat kondisi terminal tersebut. Sangat memprihatinkan dan sudah selayaknya mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat.
“Agak kaget tidak bayangkan seperti itu parahnya. Agak cukup bersih. Hanya gedungnya sudah sangat tidak layak. Saya akan coba yakinkan Dirjen Perhubungan agar segera dianggarkan. Tahun 2020 akan jadi perhatian utama di Komisi V,” janji Ridwan.
Pernyataan politikus Golkar itu tak pelak disambut gembira Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat BPTD Wilayah XVIII Sultra, Benny Nurdin dan Kepala Dinas Perhubungan Sultra, Hado Hasina
Dalam pemaparannya, Benny Nurdin menyatakan program revitalisasi Terminal Puwatu diestimasi menelan biaya hingga antara Rp 35 miliar hingga Rp 50 miliar.
Dana tersebut dipakai untuk memoles seluruh infrastruktur fisik terminal. Termasuk menyiapkan sarana prasarana memadai layaknya konsep terminal modern lain di wilayah Jawa dan Sumatera.
Dengan begitu, lanjut Beny, kesan kumuh yang lama melekat di Terminal Puwatu juga akan hilang seiring perbaikan permanen gedung terminal.
“Ada fasilitas zona bertiket. Sama kayak bandara dan terminal kereta api yang ada di Jawa. Akan jadi ikon Sultra juga,” urai Benny.
Disamping rehab total gedung dan sarana prasarana pendukung lain, ada rencana perluasan kawasan Terminal Puwatu. Termasuk pintu masuk kawasan terminal akan dialihkan ke sisi lain untuk menjamin kelancaran dan savety arus hilir mudik kendaraan di terminal yang dibangun sejak tahun 1994 itu.
“Nanti akan ada kawasan kuliner, pusat perbelanjaan dan workshop juga. Luasnya sekarang kan hampir 2,2 hektare. Ada rencana pengalihan jalan. Beberapa yang masih masuk aset Pemkot. Nah ini yang akan kita upayakan pelepasan asetnya sebelum anggaran itu turun,” jelas Beny panjang lebar.
Masih terkait agenda rehab total Terminal Puwatu, lanjut Beny, pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan Pemkot Kendari mengenai mekanisme pelepasan aset tanah di Terminal Puwatu.
Sejauh ini diakui Benny, Pemkot Kendari sangat kooperatif menyambut program revitalisasi Terminal Puwatu.
“Kota Kendari mereka siap serahkan. Dalam mekanisme apapun. Aset Kota Kendari yang ada di Terminal Puwatu tidak sampai 1 Ha. Semoga bisa diserahkan tahun ini,” ujarnya.
Usai menyisir kawasan Terminal Puwatu, Ridwan Bae bersama rombongan Dishub Sultra dan BPTD Wilayah XVIII Sultra turut meninjau kondisi pelabuhan penyeberangan (Mobile Bridge) Kendari-Langara.
Penulis : Siti Marlina