Liku Perjalanan Subhan, dari Pedagang Hingga Anggota DPRD Kendari

Subhan, Anggota DPRD Kota Kendari.

Kendari, Inilahsultra.com – Perjalanan hidup Subhan ST sebelum terpilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari pada periode 2014-2019 banyak lika likunya.

Sejak duduk di bangku di Sekolah Dasar (SD) Negeri Inpres Lakudo tahun 1982, Subhan sudah membagi waktu untuk membantu orang tua di kampung dengan berdagang atau menjual sekaligus dengan bersekolah.

“Memang sejak kecil saya membantu orang tua dengan menjual sembako dan pakaian di pasar, pagi-pagi kita sebelum ke sekolah mengantarkan barang dagangan orang tua. Walaupun pada saat itu rutinitas menjual tetap dilakukan setiap hari, tapi saya tidak lupa menjalankan kewajiban untuk pergi ke sekolah,” kata Subhan saat diwawancara Inilahsultra.com belum lama ini.

-Advertisement-

Setelah lulus SD pada tahun 1987, Subhan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Gu tahun 1987 sampai 1990. Di usianya pelajar itu, ia tetap membantu orang tua menjual di pasar.

Setelah lulus di SMPN Gu pada tahun 1990 Subhan mulai meninggalkan kampung halaman untuk menempuh pendidikan di STM Negeri Raha.

Lulus STM Negeri Raha 1993, Subhan melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Muslim Indonesia, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin pada tahun 1993 sampai 2000.

Pada saat selesai kuliah di UMI Makasar pada tahun 2000, Subhan memilih merantau di Provinsi Kepulauan Riau tepatnya di Kota Batam pada tahun 2001.

Tidak lama di Kota Batam, di tahun yang sama ia memilih kembali di Buton dan masuk bekerja sebagai pegawai honorer di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

“Pada saat itu saya sebagai operator mesin PDAM di Kecamatan Lakudo. Kita dulu kalau sudah 1 tahun di PDAM sudah bisa menjadi pegawai tetap. Tapi menjelang satu tahun dan diangkat menjadi pegawai tetap, saya lebih memilik untuk keluar di PDAM,” katanya.

Alasan Subhan keluar di PDAM padahal sudah menjadi pegawai tetap, karena ingin membahagiakan orang tuanya dengan pekerjaan lain.

Menurut banyak orang, kesuksesaan di daerah itu, dilihat dari pakaian dinas pegawai. Tapi menurutnya, status pegawai tetap tak lantas membuatnya bisa lebih sukses.

“Kalau saya bertahan berkarir di PDAM pada saat itu dengan tunjangan umpama Rp 900 ribu, dengan tiba-tiba kita beli motor. Maka, orang beranggapan uang dari mana dia dapat sementara gajinya tidak banyak,” jelasnya.

Pada saat keluar dan meninggalkan PDAM, banyak orang berpandangan dan beranggapan dirinya telah mengambil langkah salah.

Keputusannya juga ini membuat di internal keluarga terjadi perbedaan pandangan.

Namun pada akhirnya, orang tuanya memaklumi keputusannya itu.

“Pada saat itu orang tua saya menangis ketika saya memilih untuk mundur sebagai pegawai PDAM. Alasan orang tua, capek-capeknya saya kuliah pas sudah dapat pekerjaan jadi pegawai malah memilih keluar, karena saya menganggap kesuksesan seseorang itu tidak bisa diukur begitu saja,” jelas Subhan.

Setelah keluar dari PDAM, suami dari Hj Sumiati ini, kembali memilih menjual untuk meneruskan usaha dari orang tua. Ia mengakui, bekerja di PDAM sudah daat gaji dan jaminan pensiun.

“Bagaimanapun juga kami bisa memaksimalkan potensi dan lingkungan kita miliki untuk bagaimana berusaha dengan usaha turun temurun di lingkungan keluarga,” jelasnya.

Ingin Jadi Tentara

Sejak kecil, Subhan selalu memimpikan jadi tentara. Ia mengaku, menjadi tentara dan menenteng senjata merupakan hal yang diidolakan waktu duduk di sekolah dasar.

Pada saat tamat SMP, bertepatan dengan pembukaan pendaftaran SMA Taruna. Setiap sekolah mengirimkan keterwakilan rengking 1 dan 2 untuk disekolahkan di Taman Nusantara binaan Korem.

“Namun, lagi-lagi saya tidak lulus, saya peserta ke 8 terakhir dari 4 orang yang dibutuhkan,” katanya.

Subhan berpose dengan istri dan anaknya usai pelantikan.

Usai lulus di STM Negeri Raha, dirinya kembali mengikuti tes tentara, namun gagal lagi.

Saat kuliah, ia juga mengadu peruntungan tes, namun tetap gagal juga. Hingga akhirnya lulus kuliah, ia tes polisi menggunakan ijasah sarjana.

“Tiga kali saya tes mulai dari tentara sampai di polisi lagi-lagi tidak lulus. Mungkin Allah sudah mengariskan bahwa memang perjalanan hidup saya di DPRD,” katanya.

Pada Tahun 2003, ia kemudian menikahi Hj Sumiati. Di tahun yang sama, dirinya masuk Kendari dengan melanjutkan usaha berdagang sampai 2014.

Sekitar 11 tahun berkiprah dan bekerja sebagai pedagang, akhirnya ia didorong sebagai keterwakilan pedagang yang ada di Kota Kendari maju di Pilcaleg Kota Kendari 2014-2019.

Anak kelima dari pasangan H Suleman Cjionto dan Hj Salia ini sempat mempertimbangkan dorongan itu. Namun karena PKS memberikan ruang melalui Wakil Wali Kota Kendari Musadar Mappasomba, ia akhirnya terima.

“Tapi karena restu keluarga dan dukungan masyarakat memudahkan saya untuk berjuang dengan niat saya menjadi keterwakilan masyarakat di Kecamatan Kadia-Wuawua dengan memperoleh 1.812 suara,” jelasnya.

Ia menyebut, cita-cita terbesarnya adalah bagaimana berjuang dan bermanfaat buat keluarga, orang terdekat, masyarakat di lingkungan.

Subhan merinci, beberapa aspirasi warga yang telah berhasil diperjuangkan adalah pengaspalan jalan di Perumnas Bende, jalan di Wanggu, jalan lingkungan dan lampu penerangan.

“Kita berkaloborasi dengan program-program pemerintah bisa dimaksimalkan dan hal-hal yang sangat luar biasa. Bersama pemerintah kita bisa selesaikan persoalan Pasar Sentral Kota, Pasar Pedang Kaki Lima (PKL), Pasar Mandonga, Pasar Baruga dan Pasar Lapulu,” katanya.

Terpilih Kembali

Dari 35 anggota dewan di DPRD Kota Kendari, hanya 13 orang inkumben yang kembali lolos. Salah satunya Subhan.

“Saya pribadi dengan keluarga sangat bersyukur dengan amanah yang diberikan ini,” katanya.

Subhan menyebut, Pemilu 2019 ini, banyak tokoh berkualitas yang maju. Tapi masyarakat saat ini sudah pintar dan punya penilaian masing-masing terhadap figur atau calon-calon yang akan mereka amanahkan di DPRD untuk mewakili masyarakat di dapil V Kadia-Wuawua.

“Pertarungan saya tahun ini penuh hati nurani, layaknya perjuangan ini seperti bambu runcing, karena masing-masing orang punya tehnik dan keterbatasan. Memang pada saat pemilihan itu mungkin orang tidak percaya. Tapi Saya memang tidak ada uang,” jelasnya

“Saya masih percaya bahwa dan ternyata hati nurani masyarakat itu betul-betul masih ada, karena masyarakat melihat dari apa yang sudah kita lakukan dan apa yang kita hasilkan. Dan buktinya saya bisa berhasil di terpilih kembali di DPRD Kota Kendari memperoleh 1.228 suara,” tambahnya.

Subhan saat berpose dengan kedua orang tuanya.

Periode 2019-2024 ini, katanya, akan memperjuangkan normalisasi di Kali Tunggala dari tahun 1996 diusullan belum direalisasikan. Ini akan diperjuangkan tahun ini, karena akan berdampak pada rumah-rumah warga ketika terjadi banjir, serta jalan di depan pusat perbelanjaan Matahari.

Terinspirasi Soekarno dan Jenderal Sudirman

Pada waktu menjual, Subhan mengisi waktunya dengan membaca buku perjuangan Soekarno dan Jenderal Sudirman

Kebiasaannya membaca ini telah menular sejak menjadi aktivis pergerakan di masa kuliah.

“Saya selalu terinspirasi dari membaca buku perjuangan Soekarno dan Jenderal Sudirman. Jadi, saya tidak pernah menyerah,” jelasnya.

“Yang terpenting perjuangan dari orang tua kita menjadi pembelajaran. Mudah-mudahan kedepan kita juga bisa lebih dari mereka supaya perasaan anak-anak kita jangan lagi terkendala masalah biaya untuk menempuh pendidikan,” tutupnya.

Pengalaman Organisasi

1. Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Kendari tahun 2014-2019.

2. Anggota Komisi III DPRD Kota Kendari tahun 2018-2019

3. Ketua Komisi I DPRD Kota Kendari tahun 2017-2018.

4. Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Kendari tahun 2016-2017

5. Ketua Komisi II DPRD Kota Kendari tahun 2015-2016

6. Ketua Komisi II DPRD Kota Kendari tahun 2014-2015

7. Ketua bidang polhukam dewan perwakilan daerah (DPD) PKS Kota Kendari tahun 2005

8. Ketua kerukunan pedagang pasar baru Wuawua Kota Kendari tahun 2011 sampai sekarang

9. Pengurus Koni Kota Kendari tahun 2016-2019

10. Wakil Ketua bidang pengabdian masyarakat ‘Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sultra periode 2017-2020.

11. Ketua LPM Kelurahan Bende tahun 2018 sampai sekarang.

12. Ketua dewan pembina ‘Himpunan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa (Hipmlak) Lakudo sekarang.

13. Wakil ketua bidang komisi teknik ‘persatuan tinju nasional (pertina) sultra periode

14.penghargaan dari Harian Rakyat Sultra sebagai tokoh politik berpengaruh di Sultra tahun 2015.

Penulis : Haerun

Facebook Comments