Masyarakat Ramai Tolak Tambang , Ali Mazi : Status Konkep Bisa Turun Jadi Kecamatan

Gubernur Sultra Ali Mazi
Bacakan

Kendari, Inilahsultra.com – Selama beberapa pekan terakhir Kabupaten Konawe Kepulauan menjadi trending topik lantaran polemik penolakan aktivitas tambang PT Gema Kreasi Perdana (GKP) di Kecamatan Wawonii Tenggara.

Gelombang protes disertai aksi demo besar-besaran oleh masyarakat Konkep terus terjadi selang sepekan terakhir. Masyarakat kompak menolak kehadiran investor tambang tersebut di Kepulauan Wawonii.

-Advertisement-

Pergolakan yang terjadi antara masyarakat dan investor tak lepas dari perhatian Gubernur Sultra, Ali Mazi. Saat rapat rekonsiliasi IUP se-Sultra, Senin 26 Agustus 2019, suami Agista Ariany itu sempat menyinggung polemik yang terjadi di daerah pecahan Kabupaten Konawe itu.

Ia menyatakan keprihatinan atas huru hara yang terjadi di kabupaten digawangi Amrullah tersebut.

Meski menyatakan dukungan atas aspirasi warga setempat, Ali Mazi menyebut masyarakat Konkep tak seharusnya bersikap demikian keras terhadap investor tambang.

“Konkep kasian juga. Ribut saja kerjanya,” ucap Ali Mazi.

Kata dia, harusnya masyarakat Konkep bisa lebih bijak. Kehadiran investasi tambang semestinya disambut baik jika hal itu tidak melanggar aturan dan memberi dampak positif terhadap kemajuan perekonomian daerah.

Terlebih dengan status DOB disandang Konkep. Daerah kepulauan itu, lanjut Ali Mazi butuh banyak investor untuk mendukung kemajuan daerah. Terutama memaksimalkan potensi SDA.

Aksi pengusiran investor tambang dilancarkan masyarakat, tutur Ali Mazi, tak disadari bisa saja berakibat fatal bagi masa depan Konkep.

Bukan tak mungkin, status kabupaten yang telah enam tahun disandang Konkep ditarik. Pemerintah pusat bisa saja menurunkan statusnya menjadi kecamatan. Ini dapat terjadi jika daerah tersebut terus menggantungkan subsidi finansial dari pemerintah pusat dan dinilai gagal  mengelola SDA untuk mensuport pembangunan daerahnya.

“Nda ngerti kalau di sana tidak ada penghasilan itu daerahnya bisa jadi kecamatan lho. Harus ada potensi SDA yang bisa menghidupi. Kalau harapkan pusat untuk apa. Ditarik lagi jadi kecamatan. Demo boleh saja, kita juga demo tapi yang terukur lho apa yang disampaikan,” cetus Ali Mazi.

Penulis : Siti Marlina

Facebook Comments