
Labungkari, Inilahsultra.com – Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal penting untuk pembangunan daerah. Namun sehebat apapun SDM yang dimiliki tanpa ditopang pelayanan kesehatan yang baik maka pembangunan tak akan bisa berjalan optimal.
Bupati Buton Tengah (Buteng), H. Samahuddin tak menampik bila kesehatan adalah suatu keniscayaan demi keberhasilan pembangunan. Tanpa kesehatan, maka hal lainpun menjadi tak berguna.
“Tidak ada gunanya banyak uang tapi kesehatan tidak terjamin. Bagaimana kita mau membangun bila kita dalam keadaan sakit? Saya yakin pasti tidak akan bisa,” kata H. Samahuddin.
Melihat besarnya pengaruh kesehatan terhadap pembangunan, orang nomor satu di Buteng ini terus berupaya menggencarkan berbagai program pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Program pendekatan pelayanan kesehatan inipun diakui telah digenjot sesaat setelah Ia diberi mandat oleh rakyat memimpin Buteng sejak 2017 lalu.
“Kesehatan itu sangat penting, itulah mengapa saya jalankan semua program kesehatan di Buteng ini. Mulai dari akreditasi Puskesmas untuk memperoleh pelayanan bertaraf nasional, menjamin kesehatan masyarakat kurang mampu melalui program JKN-KIS, menyiapkan segala kebutuhan pelayanan RSUD Buteng dan berbagai program kesehatan lainnya,” katanya.
Pembangunan RSUD Buteng pada 2019 ini, pelataran parkir serta pagar RSUD akan dipugar. Hal itu penting dilakukan untuk menambah kesan nyaman bagi pasien yang ingin berobat.
Ia mengaku telah meninjau langsung kesiapan RSUD Buteng dalam hal memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Ia pun mengakui telah memanggil bagian perencana untuk memoles RSUD Buteng agar semakin representatif.
“Rumah sakit itu kan orang datang supaya sembuh, bukan malah tambah penyakit. Makanya kita harus buat serepresentatif mungkin agar pasien merasa nyaman. Jangan terkesan kotor,” katanya.
Samahuddin mengatakan, RSUD Buteng sudah memungkinkan menerima pasien. Sebab Pemkab Buteng merekrut 12 orang dokter melalui penerimaan CPNS 2018 lalu.
“RSUD kita sudah memungkinkan, kan kemarin kita sudah terima 12 orang dokter, masing-masing kecamatan satu dokter dan sisanya stand by di RSUD Buteng. Begitu pula jaringan listrik dan alat-alat kedokteran. Tinggal beberapa bangunan lagi yang akan kita tambah agar pelayanan kesehatan untuk masyarakat berjalan baik,” katanya.
Hadirkan Puskesmas Berstandar Nasional

Selain pembangunan RSUD Buteng sebagai rumah sakit rujukan, Pemkab Buteng juga telah berhasil memaksimalkan pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) berstandar nasional. Keberhasilan itu ditandai dengan terakreditasinya beberapa Puskesmas.
Sedikitnya enam dari 14 Puskesmas di Buteng sudah terakreditasi sejak 2018 lalu. Enam Puskesmas itu diantaranya Puskesmas Mawasangka Tengah, Mawasangka, Gu, Lakudo, Mawasangka Timur, dan Wamolo.
Pada 2019 ini, Pemkab Buteng berencana kembali mengikutsertakan empat Puskesmas yakni Puskesmas Talaga, Wakambangura, Bone Waara, dan Rahiya untuk mendapatkan akreditasi.
Untuk memaksimalkan persiapan, pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran akreditasi senilai Rp 1 miliar dengan pembagian masing-masing Rp 250 juta.
“Total Puskesmas di Buteng itu 14, makanya empat sisanya yakni Puskesmas Sangia Wambulu, Kanapa-napa, Watorambe Bata, dan Wadiabero kita upayakan terakreditasi paling lambat 2020 mendatang,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan, Kasman di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Kasman mengaku akreditasi sangat diperlukan agar pelayanan Puskesmas memenuhi standar nasional. Dengan begitu pelayanan Puskesmas yang ada didaerah tak akan kalah dengan Puskesmas yang ada di kota besar.
“Akreditasi dikandung maksud bahwa standar pelayanan Puskesmas yang ada diseluruh daerah di Indonesia itu sama. Masyarakat tak perlu risau lagi harus ke rumah sakit besar untuk berobat, di Puskesmas yang sudah terakreditasi sudah bisa karena standarnya sama semua,” tandasnya. (ADV)