
Kendari, Inilahsultra.com – Anggaran tiga megaproyek Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra)
yang mencapai triliunan dari uang rakyat yang dihasilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kembali menuai kritikan.
Tiga mega proyek Gubernur Sultra Ali Mazi dan Wakil Gubernur Lukman Abunawas, yakni pembangunan Rumah Sakit Jantung bertaraf internasional menelan anggaran sekitar Rp 460 miliar, pembangunan jalan Kendari-Toronipa sekitar Rp 1,1 triliun dan pembangunan perpustakaan sekitar Rp 100 miliar.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra Muh Endang SA menyebut, tiga mega proyek tersebut sangat gila dan pemborosan dalam pemakaian uang rakyat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pasalnya, lanjut Endang, anggaran pembangunan jalan Toronipa sangat tidak masuk akal sepanjang satu kilo meter menelan anggaran Rp 70 miliar. Memang dalam rincian anggaran Rp 70 miliar termasuk pengalokasian salah satunya pembersihan jalan, tetapi yang akan melalui jalan tersebut mobil-mobil penumpang pada umumnya.
Seharusnya, lanjut dia, jalan tersebut dibangun seperti jalan-jalan standar pada umumnya dalam satu kilometer hanya menelan anggaran sekitar Rp 2 miliar hingga Rp 6 miliar.
“Dua jalur itu sebenarnya dalam 1 kilo hanya Rp 2 miliar sampai Rp 6 miliar. Tapi ini pembangunan jalan tersebut dalam satu kilo Rp 70 miliar. Kok sebesar itu. Inikan proyek sangat gila yang dipaksakan oleh Gubernur dengan menguras uang rakyat,” ujar Muh Endang SA di kantornya, Senin 13 Januari 2020.
“Proyek tidak masuk akal, masa satu kilo Rp 70 miliar dengan panjang jalan tersebut 14 kilometer, bayangkan total anggarannya tembus angka triliunan,” tambahnya.
Ketua Partai Demokrat Sultra ini mengaku mendukung dan tidak menolak proyek jalan Kendari-Toronipa. Hanya saja, penggunaan anggarannya yang dipermasalahkan terlalu besar, sementara masih banyak kabupaten-kabupaten yang akses jalannya masih perlu diperbaiki.
“Saya tidak pernah menolak pembangunan jalan ke Toronipa, tapi yang saya tolak anggarannya terlalu besar, karena masih banyak jalan rusak di Kabupaten Konsel, Muna, Muna Barat, Buton Utara dan kabupaten lain yang merupakan akses perputaran ekonomi perlu diperbaiki,” ujarnya.
Kemudian terkait rumah sakit jantung, kata Endang, anggaran pembangunan saja sudah menelan anggaran ratusan miliar. Anggaran dipastikan bertambah untuk pengadaan alat kesehatannya (alkesnya).
“Kalau itu rumah sakit jantung sesuai skenario pembangunannya untuk pengadaan alkesnya pasti membutuhkan anggaran miliaran bahkan bisa triliunan dan sudah pasti akan kembali menguras APBD kita nantinya,” ujarnya.
Pembangunan perpustakaan, Endang menyebut, saat ini kemajuan teknologi sudah dapat diakses oleh publik. Hanya saja, Pemprov Sultra membangun perpustakaan bertaraf internasional.
“Daerah-daerah lain berlomba-lomba memanfaatkan perkembangan teknologi, sementara kita kembali ke zaman dulu. Perpustakaan kampungan, dan menurut saya perputakaan internasional tidak layak di Sultra,” jelasnya.
“Saya kira masih banyak program-program lain untuk pemanfaatkan anggaran terutama dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” tutupnya.
Penulis : Haerun