
Kendari, Inilahsultra.com – Dua organisasi profesi jurnalis, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kendari dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengda Sultra meminta Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Haluoleo Kolonel Pnb Muzafar mencabut pernyataannya soal jurnalis dikhawatirkan ditunggangi teroris.
Sebelumnya, Muzafar menyatakan, jurnalis dilarang masuk meliput di Bandara Haluoleo pada saat kedatangan 105 tenaga kerja asing (TKA) China gelombang kedua, Selasa 30 Juli 2020.
Ia khawatir, jurnalis bisa ditunggangi oleh teroris.
“Saya tidak mau ada risiko mas-mas wartawan ditunggangi teroris,” kata Musafar di gedung DPRD Sultra.
Menurut Ketua AJI Kendari Zainal A Ishaq, jurnalis memahami kekhawatiran Danlanud terkait demo ricuh di sekitar Bandara menolak kedatangan TKA China.
“Namun, kekhawatiran Danlanud bahwa jurnalis ditunggangi teroris itu berlebihan,” kata Zainal.
Menurut jurnalis CNN ini, awak media saat melakukan liputan kedatangan TKA China dipastikan bersikap independen dan tidak ada konflik kepentingan.
“Hanya semata untuk memperoleh informasi yang berimbang dan akurat terkait protes mahasiswa dan elemen lain,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua IJTI Pengda Sultra Asdar Zuula menyebut, dirinya sudah mendengar rekaman suara dan video pernyataan Danlanud Haluoleo.
“Saya lihat kekhawatiran Danlanud terlalu berlebihan dan menuding jurnalis dikhawatirkan akan ditunggangi teroris. Saya yakni teman-teman jurnalis saat meliput memiliki niatan yang baik untuk kebutuhan pemberitaan,” imbuhnya.
Ia mengaku, upaya Danlanud menjaga instalasi militer perlu dihargai. Namun tidak pantas bila menyebut jurnalis ditunggangi teroris di tengah liputan kedatangan TKA asal negeri tirai bambu.
“Sangat disayangkan menurut saya kenapa dialamatkan kepada wartawan (ditunggangi teroris),” jelasnya.
Menurut Asdar, jurnalis pun tahu jika Bandara Haluoleo adalah bagian dari wilayah instalasi militer di bawah kewenangan TNI Angkatan Udara.
“Tapi teman-teman jurnalis juga tahu dimana batasan liputan di bandara itu,” tuturnya.
Untuk itu, kata dia, AJI dan IJTI meminta agar Danlanud mencabut pernyataannya soal kekhawatiran jurnalis ditunggangi teroris dan ini bisa memicu pandangan buruk terhadap profesi.
Penulis : Onno