Kepo, Gizi Balita di Desa Wasampela Buton Dicek

Tim Penanggulangan Stunting saat mengecek asupan gizi Balita di Desa Wasampela Kecamatan Wabula Kabupaten Buton, Rabu 29 Juli 2020.
Bacakan

Pasarwajo, Inilahsultra.com – Tim Penanganan Pencegahan Stunting Kabupaten Buton menggelar sosialisasi pencegahan stunting di Desa Wasampela Kecamatan Wabula, Rabu 29 Juli 2020.

Tim ini merupakan gabungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Kesehatan, dan Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kabupaten Buton.

-Advertisement-

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak.

“Stunting yang dialami anak-anak pada usia sebelum 2 tahun. Biasanya seorang anak terdampak kondisi stunting dimulai sejak masa kehamilan ibu,” kata Petugas Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Rasdiana Sakka saat memberikan penyuluhan pencegahan stunting di hadapan ibu-ibu Kader Kepo di Baruga Desa Wasampela.

Dia mengatakan, penyebab stunting kebanyakan dimulai saat hamil. Kondisi ini terjadi akibat ibu tidak memeriksakan kehamilannya di Puskesmas atau kurang mengkonsumsi makanan bergizi.

Selain itu, saat bayi lahir tidak rutin dibawa ke Posyandu. Sehingga bayi mengalami kondisi tumbuh kerdil atau stunting.

Kepala Bappeda Kabupaten Buton Ahmad Mulia menjelaskan, anak dalam kondisi stunting sangat berbeda dibandingkan dengan anak yang sehat. Anak yang terdampak stunting selain bentuk tubuh yang kerdil juga pemikirannya tidak terarah atau imajinatif.

Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada bayi yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik. Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Salah satu cara mencegah stunting, lanjut Ahmad, memenuhi gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Upaya ini sangat diperlukan karena stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa.

“Akibat kekurangan gizi pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit diperbaiki. Anak stunting penyebab utamanya asupan gizi,” kata Ahmad Mulia didampingi Sekretaris Bappeda, La Ode Ricky Rizki Nugraha.

Tim Penanganan Pencegahan Stunting memberikan penyuluhan dan pembekalan pada Kader Kepo untuk menyampaikan kepada masyarakat tentang pencegahan stunting.

Tim juga mengunjungi rumah ibu-ibu hamil dan yang memiliki bayi untuk memberikan pencerahan secara langsung tentang pentingnya asupan gizi dan Air Susu Ibu (ASI) pada ibu menyusui.

Selain itu, tim juga membagikan dan memasang stiker tentang pencegahan stunting di rumah-rumah warga yang memiliki ibu hamil dan bayi.

Kader Kepo merupakan kader yang dibentuk Dinas Kesehatan yang bertugas melakukan kunjungan rumah di wilayah kerjanya. Tim Kepo menanyakan semua hal baik kesehatan ibu dan Balita, termasuk makanan yang diberikan kepada bayi.

“Namanya juga tim Kepo, harus selalu kepo dengan informasi tentang perkembangan ibu hamil dan ibu-ibu menyusui di wilayahnya. Termasuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil dan menyusui. Termasuk asupan gizinya,” kata Rasdiana.

Reporter: LM Arianto

Facebook Comments