
Kendari, Inilahsultra.com – Pelayanan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anoa Kendari sering menjadi keluhan masyarakat di Kota Kendari.
Direktur PDAM Tirta Anoa Kendari, Damin mengakui, masalah PDAM sudah berlarut-larut dari tahun ke tahun belum diselesaikan. Hal itu terkait sumber air bersumber pengolahan memakai pompa menjadi penggunaan jaringan.
“Kemarin ada tiga pompa rusak yang sudah diperbaikidan alhamdulillah bakal ada empat pompa beroperasi. Meski sudah tua umurnya di atas sepuluh tahun, tapi kami masih tetap membenahi dan memperbaikinya supaya bisa beroperasi dengan maksimal,” kata Damin saat ditemui di kntornya, Senin 3 Agustus 2020.
Kemudian, sumber dan pengolahan air yang terbatas sejak tahun 1982 sampai saat ini tidak bisa dikembangkan, karena pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan air yang diproduksi untuk kebutuhan masyarakat.
“Pertumbuhan penduduk semakin berkembang dan produksi air tetap, karena itu pemerintah kota melihat keterbatasan anggaran PDAM tidak bisa mengimbangi pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air,” jelasnya.
Kata Damin, pemerintah kota menginginkan masyarakat kota lulo menikmati air bersih 24 jam, tapi keterbatasan APBD dan APBN tidak bisa memaksimalkan pelayanan.
“Makanya kita melalui pemerintah kota jajal kerjasama dengan investor untuk mengembangkan pelayanan air kepada masyarakat bisa 24 jam,” jelasnya.
Yang paling krusial, kata Damin, masalah pipa yang digunakan umurnya sudah 36 tahun. Seharusnya pipa ini, lanjut dia, kalau sudah di atas 36 tahun otomatis pipanya diganti.
“Tetapi pipa kita ini daya ketahanan maksimal di atas 50 tahun. Berarti masih layak untuk digunakan untuk melayanani kebutuhan air bersih di masyarakat,” jelasnya.
Sementara kondisi jaringan sudah tua di atas 30 tahun otomatis sudah banyak yang keropos dan bocor, meskipun sudah diturunkan empat tim setiap hari untuk mengontrol di lapangan.
“Kalau seandainya peralatan pipa kami semua baru pelayanan air bisa maksimal dan paling tidak teman-teman tim di lapangan tinggal mengontrol saja,” jelasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Kendari, Sulkarian Kadir mengakui masalah PDAM Kota Kendari sudah puluhan tahun sampai saat ini belum terselesaikan.
“Inikan problem sudah berlarut-larut puluhan tahun belum terselesaikan. Untuk penanganannya atau memulihkan PDAM ini tidak sederhana dan butuh biaya yang tidak kecil,” kata Sulkarnain Kadir belum lama ini.
Orang nomor satu di Kota Kendari ini mengatakan, pemerintah kota sedang mencari solusi untuk memulihlan masalah pelayanan PDAM yang sedang sakit. Dan saat ini pemerintah kota sedang membangun komunikasi dengan investor yang bersedia.
“Kalau mengandalkan kemampuan daerah kita tahu bersama kuangan kita dengan kondisi Covid saat ini. Makanya kita butuh kerjasama dengan pihak lain untuk bisa mendongkarak kualitas pelayanan PDAM,” jelasnya.
Saat ini, kata Sulkarnain, yang berminat ada tiga investor nantinya bakal diseleksi dan diputuskan dalam lelang terbuka. Salah satunya yang sudah dalam proses Feasibility Study PT. Adhi Karya.
Investor ini bakal berinvestasi dengan untuk memperbaiki pelayanan PDAM, termaksud tarif air bersih tertinggi ke dua di Indonesis akan ditinjau dan koreksi ulang.
“Seiring berjalannya investasi, tarif PDAM kita akan tinjau kembali dan ada potensi kita turunkan tarifnya. Kita minta investor untuk menyepakti terkait penurunan tarif air bersih agar
masyarakat bisa terlayani dengan baik,” tutupnya
Sementara Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Kendari, Sahanuddin menilai masalah PDAM sudah terjadi sejak puluhan tahun silam karena persoalan manajemen dan pelayanan tidak berjalan maksimal.
Dari segi insatalsi PDAM, kata Sahabuddin, sangat kacau dan dari segi pelayanannya semacam dipaksakan dengan kondisinya saat ini.
“Pelayanan belum maksimal dan dipaksakan, karena dari segi infrastruktur PDAM tidak memadai sampai sekrang. Air yang disalurkan juga ke masyarakat mau kotor,” kata Sahabuddin belum lama ini.
Ketua Fraksi Golkar ini menjelaskan, DPRD sebenarnya sudah mencoba membantu memperbaiki pelayanan PDAM, tapi inisiatif dan kemauan dari pimpinannya maupun seluruh jajarannya belum maksimal sampai sekarang.
“Saya kira jelas hampir semua fraksi menyoroti bobroknya persoalan pelayanan PDAM, kemarin jadi sorotan besar tapi tidak ada perubahan. Apalagi kondisi saat ini banyak keluhan-keluhan masyarakat menyoroti PDAM yang tidak bisa kita pungkiri,” jelasnya.
Untuk itu, DPRD meminta PDAM untuk memperbaiki manajemen, pelayanan, instalasi dan beberapa masalah. Karena jangan sampai investor masuk tapi semua tidak maksimal.
“Masuknya investor harus dikaji, Jangan sampai investor datang menambah masalah lagi di PDAM bukan menyelesaikan masalah, karena infonya hanya empat kecamatan yang bisa dilayani melalui investor,” tutupnya.
Penulis : Haerun