Anggota Fraksi Nasdem Bantah Larang Bupati Buteng Melayat ke Rumah Wabup Melalui Telepon

La Ode Alim Alam
Bacakan

Labungkari, Inilahsultra.com – Anggota DPRD Kabupaten Buton Tengah (Buteng) Fraksi Nasdem La Ode Alim Alam membantah melarang Bupati Buteng Samahuddin ke rumah duka Wakil Bupati (Wabup) La Ntau melalui telepon selularnya.

La Ode Alim Alam mengaku, tidak pernah menelepon ajudan bupati terkait pelarangan datang ke rumah duka tersebut.

-Advertisement-

Saat ditemui di Kota Baubau, anggota DPRD dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Gu dan Sangia Wambulu itu menegaskan, atas permintaan istri almarhum Wabup Buteng La Ntau meminta tolong agar menyampaikan kepada pelayat berbaju dinas tidak masuk ke rumah duka.

Dia menegaskan, pada hari meninggalnya Wabup Buteng La Ntau, Selasa 4 Agustus 2020, Bupati Buteng Samahuddin dan ajudan datang ke rumah duka.

“Hari pertama meninggal, Pak Bupati datang. Begitu saya tahu, saya sampaikan lagi ada pak bupati datang. Tolong sampaikan jangan masuk di dalam, itu permintaan keluarga,” katanya.

“Hari itu saya sampaikan baik-baik. Saya bisik ajudan pak bupati yang posisi sudah duduk di teras samping. Saya sampaikan mohon maaf ini pak, tidak ada tendensi lain, tidak ada unsur lain, hanya ini permintaan keluarga tolong dimaklumi posisi psikologis keluarga, kondisi perasaan keluarga. Bahwa keluarga bepesan yang baju dinas jangan dulu masuk di dalam. Itu saja yang saya sampaikan kepada ajudan,” tambahnya.

Dia juga menyampaikan hal yang sama pada hari pemakaman almarhum, Rabu 5 Agustus 2020, kepada Kasat Pol PP Buteng terkait permintaan keluarga.

Hari itu, Kasat Pol PP meminta kepadanya untuk menyampaikan kembali kepada keluarga apakah diperbolehkan Bupati Buteng masuk ke dalam rumah duka.

“Saya coba kembali masuk ke dalam komunikasikan itu. Karena berbicara alasan, saya juga tidak punya hak mempertanyakan itu kepada keluarga apa alasannnya,” tuturnya.

La Ode Alim Alam mengaku diminta menyampaikan permintaan pesan keluarga karena beberapa alasan.

Pertama, dari sisi kepercayaan, dirinya erat hubungannya dengan mendiang almarhum karena salah satu anggota partai yang sama, Partai Nasdem. Kemudian dari sisi kekeluargaan, terdapat hubungan dengan almarhum.

“Jadi pada prinsipnya saya merasa difitnah atas penyataan dalam pemberitaan bahwa saya menelepon ajudan dan melarang bupati datang ke rumah duka. Saya tidak pernah menelepon ajudan pak bupati terkait larangan datang ke rumah duka. Kedua, jangankan saya mau menelepon, nomornya saja tidak ada sama saya ajudan itu,” katanya.

“Jadi sekali lagi saya sampaikan, saya tidak pernah menyampaikan lewat telepon kepada ajudan bupati terkait pelarangan untuk datang ke rumah duka. Apa yang saya sampaikan ini terkait klarifikasi pemberitaan yang saya sampaikan bahwa melalui via telepon, dan kenapa saya katakan bahwa ini fitnah. Saya siap dikonfrontir dengan ajudan bahkan bupati untuk mengklarifikasi menyelesaikan persoalan ini,” tegasnya.

Olehnya, tanpa mengurangi rasa hormat kepada Bupati Buteng, H. Samahuddin, dia berpesan, meninggalnya Wakil Bupati Buteng La Ntau agar tidak disebut-sebut lagi.

“Saya juga berpesan, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Bupati Buteng, H. Samahuddin kita harus bedakan konteks, saya menyampaikan via telepon dan saya bisik. Sekali lagi saya sampaikan, saya tidak pernah menyinggung bupati kenapa tidak datang dan segala macamnya saya tidak pernah tahu. Sebagai keluarga hari itu, saya hanya konsentrasi kepada bagaimana prosesi pemakaman almarhum,” terangnya.

“Saya tidak ingin mencari masalah. Saya hanya ingin meluruskan sesuatu yang sesungguhnya terjadi,” tutupnya.

Reporter: LM Arianto

Facebook Comments