
Kendari, Inilahsultra.com – Gugus Tugas Covid-19 Sulawesi Tenggara (Sultra) khawatir arak-arakan calon yang mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) di tujuh daerah yang menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 bisa berpotensi menjadi klaster baru virus corona.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sultra La Ode Rabiul Awal menyebut, kasus virus corona di Bumi Anoa terus mengalami kenaikan. Namun, di sisi lain, banyak warga yang menggelar keramaian seperti menghadiri acara deklarasi calon yang maju di Pilkada 2020.
“Ini berbahaya dan bisa menjadi klaster baru penyebaran virus corona,” kata La Ode Rabiul Awal, Sabtu 5 September 2020.
Hampir semua calon kepala daerah yang maju di Pilkada tujuh daerah di Sultra membawa massa hingga ribuan saat mendaftar di KPU.
Padahal, pemerintah telah mengimbau agar meniadakan acara kumpul kumpul dengan jumlah banyak. Karena khawatirnya, kasus akan terus bertambah seiring masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan.
“Banyak masyarakat tidak menjaga jarak bahkan ada yang tidak pakai masker. Ini sangat berbahaya dalam penanggulangan kasus virus corona,” jelasnya.
Jumlah kasus virus corona di Sultra terus mengalami kenaikan dan pada hari ini, Minggu 6 September 2020, tercatat sudah 1.705 kasus.
Kasus ini akan diprediksi bertambah seiring pelacakan terhadap kontak erat pasien. Selain itu, kasus yang ada di Sultra belum mencerminkan kualitas penanganan virus corona sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia, WHO.
Sebab, dari total 2,7 juta penduduk Sultra, baru sekitar 9 ribuan orang yang menjalani swab. Padahal, berdasarkan standar WHO, minimal setiap seribu penduduk ada satu orang yang menjalani swab. Sementara di Sultra, baru sekitar 0,3 persen yang menjalani swab dari total populasi.
Ia berharap kepada peserta pilkada baik calon maupun partai politik pengusung dan simpatisan untuk sadar akan bahaya virus corona ini.
“Mari bersama-sama mendukung upaya penanggulangan bencana virus corona ini,” pungkasnya.
Penulis : Haerun