Kendari, Inilahsultra.com – Mendekati satu tahun kasus tewasnya dua mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO) Randi-Yusuf saat aksi ujuk rasa di Kantor DPRD Sultra, 26 September 2019 lalu, hingga saat ini belum menemukan titik terang.
Sehingga, massa aksi menggelar aksi unjuk rasa di depan rumah jabatan Kapolda Sultra, Kamis 24 September 2020 sore hingga malam tadi.
Massa aksi meminta kepada Kapolda Sultra, agar dapat bekerja lebih serius atas tewasnya dua kawan mereka.
Koordinator Forum Mahasiswa Universitas Halu Oleo, Baharudin Yusuf Malani meminta Kapolda Sultra agar bekerja lebih serius atas tewasnya dua mahasiswa UHO.
“Teman-teman sudah 43 hari kemah di depan Polda Sultra, tak pernah dihiraukan. Entah apa lagi yang harus kami lakukan,” jelas Baharudin Yusuf Malani dalam orasinya.
Sampai massa aksi demo di depan Rujab Kapolda, sambung Baharudin Yusuf Malani, malah massa dipaksa mundur hingga 30 meter.
“Kami bingung, apa maunya Kapolda,” ungkapnya lagi.
Padahal, aksi damai ini bermaksud untuk meningkatkan intensitas gerakan agar Kapolda mendatangi massa aksi.
“Tapi, kami sadar kalau memang Kapolda enggan untuk berkomentar lebih atas tragedi 26 September. Padahal Yan Sultra adalah orang yang paling faham atas tragedi tersebut,” tuturnya.
Usai aksi di depan Rujab Kapolda, massa aksi melanjutkan unjuk rasa di Bundaran Gubernur. Di lokasi itu, massa menutup akses jalan dengan membakar ban bekas. Hingga beberapa jam kemudian, massa membubarkan diri.
Penulis : Onno