Digelar Sederhana, Ritual Adat Tuturangiana Batupoaro Tetap Patuhi Protokol Covid-19

Ritual adat Batupoaro yang digelar dalam rangka Hari Jadi dan HUT Kota Baubau, Minggu 18 Oktober 2020.
Bacakan

Baubau, Inilahsultra.com – Ritual Adat Tuturangiana Batupoaro yang merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi dan HUT Kota Baubau kembali digelar, Minggu 18 Oktober 2020.

Seyogyanya, ritual yang setiap tahunnya diperingati oleh masyarakat Kelurahan Wameo Kecamatan Batupoaro dan sekitarnya ini digelar secara meriah dan selalu dipadati oleh masyarakat.

-Advertisement-

Namun, karena pandemi virus Corona tengah melanda, ritual adat ini pun di gelar secara sederhana. Pelaksanaannya pun tetap mematuhi protokol Covid-19.

Wali Kota Baubau AS Tamrin mengakui, pelaksanaan ritual Tuturangiana Batupoaro tahun ini tetap dilaksanakan meskipun kurang ramai.

Hal ini memang sengaja dilakukan karena menghindari keramaian dan kontak-kontak serta tidak ada lagi kumpul-kumpul yang terlalu banyak dalam suasana pandemi Covid-19 di Kota Baubau.

“Tahun ini masih agak menghawatirkan pandemi Covid-19, maka dilaksanakan secara sederhana. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh panitia, para Lurah setempat yang menyiapkan acara sederhana secara sukarela dan sukses,” tutur AS Tamrin saat menghadiri ritual adat Tuturangiana Batupoaro.

Sesungguhnya, lanjut AS Tamrin, makna dari ritual adat Tuturangiana Batupoaro adalah mengingatkan sejarah bahwa Syekh Akbar Maulana Sayid Abdul Wahid adalah penyebar agama Islam di negeri Buton dan generasi sekarang ini lebih memperdalam lagi terkait keyakinan dan keimanan terhadap agama Islam.

“Selebihnya itu mengandung contoh-contoh untuk dijadikan teladan dalam berinteraksi,” lanjutnya.

Yang terpenting dalam ritual ini, tambah orang nomor satu di Kota Baubau ini, yakni nilai-nilai lokal yang diwariskan oleh pendahulu kepada masyarakat sekitar yang dituangkan dalam bentuk kemampuan interaksi Pomaa-masiaka, Popia-piara, Pomae-maeaka, Poangka-angkataka, dan Pobinci-binciki kuli secara baik, tercipta suasana yang damai dan kondusif dalam masyarakat.

Untuk diketahui, ritual Tuturangiana Batupoaro ini diawali dengan pembacaan doa di situs sejarah Batupoaro yang dilakukan oleh perangkat adat masjid Wameo. Usai pembacaan doa, dilanjutkan dengan haroa atau makan bersama yang sudah disiapkan di talang besar oleh pihak panitia. (ADS)

Reporter: Muhammad Yasir

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibuwajibpakaimasker
#ingatpesanibuwajibjagajarak
#ingatpesanibuwajibcucitangan
#wajibpakaimasker
#wajibjagajarak
#wajibjagajarakhindarikerumunan
#wajibcucitangan
#wajibcucitangandengansabun

Facebook Comments
Like
Like Love Haha Wow Sad Angry