BacakanKendari, Inilahsultra.com – Dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulawesi Tenggara menggagas pembangunan terminal khusus (tersus) untuk digunakan perusahaan tambang yang beroperasi di Bumi Anoa.
Kepala Bidang Mineral dan Batu Bara Dinas ESDM Sultra Yusmin menyatakan, ada ratusan perusahaan tambang yang beroperasi di Sultra tidak memiliki terminal khusus.
“Mereka selama ini menggunakan terminal khusus milik perusahaan lain. Mereka bayar di sana. Ini harusnya menjadi sumber pendapatan daerah,” kata Yusmin, Senin 2 November 2020.
Ia menyebut, tersus itu rencananya akan dibangun di lima kabupaten yang selama ini memproduksi nikel. Yakni, Kolaka Utara, Kolaka, Konawe Utara, Bombana dan Konawe Selatan.
Terminal khusus ini nantinya akan dikelola oleh Perusahaan Umum Daerah (Perusda) Sultra.
“Saat ini, kita sudah mulai perencanaan dan menentukan titik lokasi pembangunan tersus,” imbuhnya.
Dalam perencanaan pembangunan tersus ini, turut melibatkan Bappeda Sultra, Dinas Lingkungan Hidup dan BPKP.
Perusaan tambang di Sultra jumlahnya lebih dari 300. Jika semua perusahaan membangun jeti, maka akan berdampak pada kerusakan lingkungan.
“Kalau dikelola pemerintah, ini akan mengurangi kerusakan lingkungan, kalau setiap IUP bangun jeti maka dampaknya besar terhadap pesisir,” jelasnya.
Yusmin menyebut, anggaran yang dibutuhkan membangun setiap satu jeti kurang lebih Rp5 miliar.
Jumlah tersebut sedikit bila dibandingkan dengan pendapatan daerah yang dikalkulasi kurang lebih Rp14 miliar pertahun untuk satu jeti.
“Kalau dalam satu terminal umum ada sampai 4 IUP atau lebih, pasti besar pendapatan kita. Misalnya, jumlah penjualan satu juta ton per IUP, retribusi kita dapat 2 dolar per ton. Maka bisa sampai US $2 juta,” bebernya.
Ia menyebut, retribusi yang bisa diambil dalam satu jeti adalah jalan hauling, terminal dan penampungan stokfile.
“Jadi ini menjadi target kami agar mendukung peningkatan PAD di sektor pertambangan,” tuturnya.
Penulis : Acung
