
Kendari, Inilahsultra.com – Puluhan Papalimbang beroperasi di Teluk Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) perlahan-lahan mulai terancam mata pencaharian dengan hadirnya Jembatan Teluk Kendari, yang belum lama ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Papalimbang adalah sebutan warga pesisir Teluk Kendari, bagi transportasi penyeberangan di Teluk Kendari menggunakan perahu dengan mesin tempel rute dari Dermaga Sanggula di sisi kota lama menuju Dermaga Lapulu begitu juga sebaliknya.
Salah satu Papalimbang dari Lapulu, Muhammad Arfa Arsyad menjelaskan,
sumber kehidupan Papalimbang terancam hilang dengan adanya Jembatan Teluk Kendari yang sudah difungsikan.
Lanjut dia, sebelum peresmian jembatan penumpang transportasi Papalimbang masih lancar dan setelah diresmikan jembatan sepajang 1,3 kilometer maka penumpang mulai sepi bahkan dalam satu hari tidak ada sama sekali.
“Sebelum diresmikan dan difungsikan itu jembatan penumpang banyak kita dapatkan, tapi kemarin-kemarin setelah peresmian jembatan sudah tidak ada penumpang,” kata Muhammad Arfa Arsyad belum lama ini.
Ia mengungkapkan, penghasilan Papalimbang sebelum diresmikan jembatan mencapai Rp200 ribu dan ketika sudah diresmikan jembatan terpanjang ketiga di Indonesia ini penghasilan Papalimbang hanya Rp50 ribu.
“Sebelum jembatan difungsikan penghasilan kami dalam sehari bisa sampai Rp200 ribu dan sekarang tinggal Rp50 ribu dalam sehari. Selama ada jembatan di sini susah penghasilan kami,” ungkapnya.
Ia mengaku, menjadi seorang Papalimbang sudah mencapai puluhan tahun dan menjadi pekerjaan satu-satunya untuk menghidupi keluarga. Untuk itu, ia meminta perhatian dari pemerintah setempat untuk memikirkan para Papalimbang.
“Kita harapkan pemerintah turun langsung melihat keadaan kita di sini untuk memberikan bantuan dan kalau bisa memberikan kami peluang dan pekerjaan yang layak,” tutupnya.
Sementara itu, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengatakan, setiap proses pembangunan pasti ada dampak yang ditimbulkan. Pemerintah kota saat ini sedang mencari solusi untuk dapat memberikan pekerjaan kepada Papalimbang yang terdampak.
“Kita akan menawarkan solusi bagi para Papalimbang yang kehilangan pencaharian untuk dilibatkan dalam aktivitas pariwisata yang sedang dikembangkan oleh pemerintah kota salah satunya spot wisata di Bungkutoko,” tutupnya.
Penulis : Haerun