
Kendari, Inilahsultra.com – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari, dr Sukirman yang pernah terpapar Covid-19 pada tahun 2020 lalu berbagi pengalaman pada saat proses pemulihan selama dua bulan terbaring di rumah sakit.
Sukirman berstatus seorang dokter spesialis di Kota Kendari ini mengaku, pertama kali muncul virus corona di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) khususnya di Kota Kendari dirinya yakin memang ada penyakit tersebut. Namun, ia tidak terlalu takut dengan virus yang mematikan tersebut.
“Dulu saya tidak terlalu takut dengan Covid, nda takut saya waktu belum kena. Memang saya yakin ini ada tapi nda terlalu takut, bahkan saya pernah katakan kalau saya kena pasti nda apa-apa karena fisik saya masih kuat. Tapi setelah dikena luar biasa, dan saya ketakutan dan kita hampir mati,” ungkap dr Sukirman kepada Inilahsultra.com, Selasa 9 Maret 2021.
Sukirman mengaku dirinya terinfeksi virus corona pada saat perjalanan dinas di luar daerah menghadiri kegiatan di Kementerian Kesehatan di Jakarta, yang dihadiri semua direktur rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19 di seluruh Indonesia.
Pertemuan tersebut, kata Sukirman,
dalam satu ruangan dan dalam satu meja bundar terdapat lima orang dengan mematuhi protokol kesehatan sesuai dipersyaratkan oleh pihak penyelenggara kegiatan.
“Saya pulang di Kendari melakukan isolasi mandiri di rumah. Saya tes antigen positif kemudian PCR juga positif juga, ternyata saya dikena virus di Jakarta. Ternyata saya dengar kabar teman saya dalam pertemuan empat orang meninggal diserang Covid-19,” jelasnya.
Lanjutnya, dalam proses isolasi mandiri untuk penyembuhan selama dua minggu atau 14 hari, ternyata tidak menunjukan hasil kesembuhan, tapi kondisinya semakin parah bahkan susah untuk bergerak dan akhirnya dilarikan di rumah sakit untuk dilakukan perawatan.
“Saya isolasi mandiri di rumah beberapa hari tapi tambah parah sampai kesadaran saya menurun tiga hari. Tidak bisa beraktivitas ke kamar mandi saja saya tidak bisa dan akhirnya dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.
Sukirman mengaku, gejala yang dialami mulai kesulitan bernapas atau sesak napas, demam tinggi, batuk kering darah, kelelahan nyeri dada atau rasa tertekan pada dada hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak.
“Saya hampir meninggal dunia karena sudah batuk darah, susah bernapas. Bernapas dibantu dengan oksigen. Kalau tidak oksigen terlambat lepas saja bisa meninggal dunia saya, dua bulan baru saya bisa lepas oksigen,” ucapnya.
Tiga bulan kemudian melewati masa-masa kritis di rumah sakit, kondisi orang nomor satu di RSUD Kota Kendari perlahan-lahan mulai menunjukan perubahan pada dirinya seiring perawaratan dari petugas medis.
“Masa-masa kritis saya tidak sadarkan diri, saya kira sudah sudah mau meninggal dunia. Saya sudah tidak yakin lagi bisa hidup dan sudah pasrah. Tapi dalam hati saya terus berdoa kepada Allah untuk diberikan umur panjang dan alhamdulillah yang maha kuasa mendengar doa saya memberikan kesembuhan,” ucapnya.
Dokter Sukirman menjalani proses pemulihan di rumah sakit selama dua bulan terus dilakukan perawatan insentif dan menunjukan kondisinya mulai membaik. Kemudian Sukirman mengikuti tes swab antigen dan PCR dan hasilnya menunjukan negatif.
“Selama dua bulan terbaring di rumah sakit sampai dengan kondisi dinyatakan sembuh. Saya dites swab antigen dan PCR hasilnya negatif dan kondisi makin membaik dan akhirnya saya dipersilahkan untuk pulang ke rumah tapi harus tetap mengikuti anjuran dokter isolasi mandiri dan tetap menerapkan protokol kesehatan,” jelasnya.
Usai dinyatakan sembuh dari penyakit yang mematikan ini, Sukirman kerap ikut program vaksinasi karena sudah terapar setelah setelah tiga bulan baru bisa disuntik vaksin.
“Hari ini sudah tiga bulan usai terkena virus corona dan hari ini saya divaksin lagi tadi untuk mengantisipasi virus corona,” ucapnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat jangan memandang remeh virus corona tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Karena virus ini menyerang tidak mengenal orang tua, muda dan anak kecil.
“Masyarakat jangan memandang remeh virus corona, karena ini nyata betul apa adanya dan saya sudah rasakan sendiri. Bagi yang belum terserang virus corona tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dan jangan takut divaksin untuk menjaga kekebalan tubuh kita dan mengantisipasi virus corona,” tutupnya.
Penulis : Haerun