
Kendari, Inilahsultra.com – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi memerintahkan instansi terkait segera melakukan pengujian terhadap lahan-lahan pertanian untuk memastikan tanaman porang cocok untuk dibudidayakan di Sultra.
Hasil pengujian lahan tersebut nantinya menjadi dasar untuk memetakan kawasan pertanian di Sultra yang dinilai potensial untuk pengembangan komoditas primadona baru di sektor pertanian ini.
“Kita tidak boleh hanya main tanam saja. Segera bentuk tim untuk memastikan bahwa jenis tanah kita cocok untuk pengembangan porang. Kalau memang cocok, kita akan bantu pembibitan,” kata Ali Mazi di Kantor Gubernur Sultra, Senin 15 Maret 2021.
Ia menegaskan di hadapan sejumlah kepala desa (kades) se-Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), yang didampingi oleh camatnya.
Orang nomor satu di Sultra ini menyatakan, akan mengupayakan dalam APBD Perubahan tahun 2021. Ia juga menjanjikan untuk mengupayakan bantuan dari Kementerian Pertanian.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), pengembangan kawasan porang di Sultra tersebar di empat kabupaten/kota. Yakni, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Konawe, Konawe Selatan (Konsel), dan Kota Baubau.
Selain memastikan ketersediaan lahan, Ali Mazi juga meminta agar pasarnya benar-benar tersedia.
Sebelumnya, para kepala desa (Kades) menyampaikan dihadapan Gubernur Sultra sudah ada enam perusahaan dari berbagai daerah di Indonesia yang bersedia menampung produksi mereka.
Enam perusahaan tersebut telah datang meninjau langsung kondisi tanaman porang di Kecamatan Moramo dan menyatakan siap membeli hasil panen mereka dengan kapasitas permintaan hingga satu juta ton porang kering.
Berdasarkan laporannya, para Kades tersebut menyampaikan bahwa jumlah petani porang di Kecamatan Moramo mencapai 800 kepala keluarga. Akan tetapi, mereka kesulitan bibit dan membutuhkan pendampingan dari pemerintah untuk usaha taninya.
Olehnya itu, mereka juga mengemukakan agar pengadaan bibit oleh pemerintah, harus diperoleh dari bibit yang telah mendapat legalitas dari Kementerian Pertanian (Kementan). Karena untuk saat ini varietas resmi yang dilepas Kementan baru satu varietas, yakni Madiun-1.
Ali Mazi mengingatkan terkait aspek pemasaran, terutama dari sisi ekspor. Ia juga meminta agar kebutuhan ekspor benar-benar dihitung dengan baik dalam rangka kebutuhan konsumsi dalam daerah, baik sebagai pangan alternatif pengganti nasi maupun bentuk olahan turunannya.
“Pada prinsipnya, apapun agenda untuk membangun daerah dan demi kepentingan rakyat, saya akan dukung. Saya mengapresiasi pertemuan ini, dan mudah-mudahan bisa ditindaklanjuti dengan hal-hal yang sifatnya positif,” pungkasnya.
Tampak hadir mendampingi Gubernur Sultra antara lain, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Basiran dan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Muhammad Djudul beserta sejumlah pejabat teknisnya.
Reporter: Iqra Yudha