
Kendari, Inilahsultra.com – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyesalkan adanya pembakaran bendera partai yang dilakukan oleh massa yang melakukan demonstrasi menolak kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kota Kendari.
Aksi pembakaran bendera partai besutan Megawati Soekarnoputri bersamaan dengan bendera Kadin Indonedia juga turut dibakar massa aksi yang terjadi di Perempatan Pasar Baru, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari pada Rabu 30 Juni 2021.
Sekretaris PDI Perjuangan Sultra, Hasrat Haji Nabi mengatakan, bendera merupakan simbol atau identitas partai dan ketika ada orang atau kelompok yang melakukan tindakan anarkisme dengan membakar bendera PDI Perjuangan, maka tentu saja hal itu mencederai perasaan dan ketenangan kader.
“Bendera adalah lambang partai yang harus dijaga kehormatannya oleh anggota dan kader partai. Tapi dengan tindakan yang dilakukan oleh massa aksi membakar bendera PDI Perjuangan sangat melukai perasaan kader partai,” kata Hasrat Haji Nabi, Kamis 1 Juli 2021.
Hasrat menjelaskan, PDI Perjuangan sangat menghargai setiap orang atau kelompok yang menyampaikan pendapat di hadapan umum, karena merupakan hak yang diberikan dan diatur dalam undang-undang.
“Bagi yang melakukan unjuk rasa atau demonstrasi yang anarkis dan merugikan orang atau kelompok lain, tentunya hal itu adalah perbuatan melawan hukum,” jelasnya.
Untuk itu, Anggota DPRD Provinsi Sultra ini menegaskan, pihaknya akan melakukan langkah hukum terkait persoalan pembakaran bendera partai berlambang banteng moncong putih itu, dengan melaporkan pelaku pembakaran ke Kepolisian Daerah (Polda) Sultra.
“Kami meminta kepada Polda Sultra untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus ini sampai tuntas. Kami yakin setiap yang membakar (pelaku) bendera partai pasti kena azab dengan apa yang telah dilakukan,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, bendera PDI Perjuangan dibakar saat ratusan massa dari beberapa aliansi menggelar demo menolak kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan menolak Minas Kadin Indonesia di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis : Haerun