Konkep, Inilahsultra.com – Trip Kapal Feri Bahteramas Kendari-Langara yang berlebihan pasca Dooking dan menabrak Kapal tengker dikeluhkan sejumlah pengusaha kapal lokal yang berada di Langara Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).
Diantaranya Pemilik Kapal Muatan (KM) Fajar Fadila dan Kapten KM Wawonia 3 yang beroperasi di Langara – Kendari.
Keluhan tersebut diungkapkan saat awak media menyambangi tempat berlabuhnya kapal mereka (Pelabuhan Rakyat Langara).
Kapten kapal Fajar Fadila Irwan mengeluhkan dengan berlebihannya Trip pada kapal Feri, mengakibatkan usaha mereka tutup, karena kurangnya penumpang yang menggunakan kapal lokal.
“Kalau jadwal kapal Feri tidak jelas seperti ini, jelas usaha kami bisa saja mati atau gulung tikar,” keluh Irwan, Rabu 16 Februari 2022.
Dilanjutkannya, biasanya kapal Feri hanya berangkat satu atau dua kali trip saja, jadi kami (pengusaha kapal lokal) punya kesempatan untuk beroperasi.
“Tapi kalau kapal Feri sampai tiga empat dia jalan kita nda berani, karna disisi operasionalnya kita tidak mampu untuk membiayai, ya kan percuma juga kita jalan kalau tidak ada hasil, malah nombok. Kita kan bukan subsidi, operasionalnya dibiayai oleh pemilik kapal sendiri,” lanjutnya.
Ia juga berharap, pemerintah setempat bisa memikirkan hal ini, terkait nasib mereka (Pengusaha kapal lokal). Selain itu mereka juga meminta agar barang curah yang di muat dalam kapal feri di paketkan.
“Ya, kalau bisa satu atau dua kali saja dalam sehari kapal feri melakukan trip, dan kami juga meminta agar barang curah yang dimuat kapal feri di peketkan sesuai aturan yang berlaku,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kapten Kapal Muatan (KM) Wawonia 3, Marwan mengungkapkan, selama kapal Feri beroperasi pasca dooking, kapal yang di bawahnya (Wawonia 3) belum beroperasi, dikarenakan tidak akan memenuhi kebutuhan operasional dan lebih milih mogok.
“Bulan ini kami belum pernah jalan, selama Feri beroperasi dari dooknya,” ucap Marwan.
“Harapan kami sebagai (pengusaha kapal lokal), emerintah provinsi sebagaimana yang mengetahui tentang kapal Feri ini, kalau bisa di pikirkan agar kami bisa beroperasi dengan tidak dirugikan dengan banyaknya trip kapal Feri ini,” pintanya.
Di kesempatan yang sama, Mandor Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) keluhkan dengan hilangnya pekerjaan mereka selama beberapa hari ini. Dimana dua kapal lokal yang beroperasi di pelabuhan rakyat Langara tempat mereka bekerja memilih dooking. Hal tersebut karena kapal Feri kelebihan trip.
“Kami juga dirugikan dengan trip kapal Feri yang berlebihan ini, karna kapal kayu memilih tidak jalan, akibatnya kami kehilangan pekerjaan tetap selama ini . Kalau bisa pemerintah bisa bertindak secepatnya mengenai hal ini, agar tidak ada yang dirugikan disini,” jelas Mandor Yusran.
Saat di konfirmasi melalui via telepon, Nazwaldi selaku supervisor Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP) Kendari-Langara, menuturkan mengenai trip kapal Feri yang berlebihan.
Dijelaskannya Nazwaldi, trip yang belebihan itu karena mengganti kekosongan trip selama dooking dan kerusakan saat menabrak kapal tengker.
“Kita kan subsidi trip kita sudah ditentukan dari pusat, dalam sebulan 84 trip, jadi kalau kita kekurangan trip, jadi kita harus tambahkan trip,” jelas Nazwaldi.
Ditanya soal pemuatan barang curah di dalam kapal Feri, Nazwaldi menuturkan kalau itu sesuai Surat Keputusan Gubernur terkait tarif barang curah. Walaupun pada dasarnya barang curah tidak dibolehkan dimuat di kapal Roro seperti Feri sesuai Peraturan Menteri Perhubungan.
“Kalau masalah itu, berdasarkan SK gubernur, bukan kita yang tentukan, kita cuman mengikuti saja, yang ada tarifnya kita tidak bisa larang,” tegasnya. (A)
Reporter : Sadaruddin
Editor : Ridho