Unjuk Rasa 11 April, Satu Mahasiswa UHO Mengaku Dikeroyok Aparat

Salah seorang mahasiswa menjadi korban pemukulan oleh aparat kepolisian saat melakukan unjuk rasa penolakan penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden RI di depan Kantor DRPD Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin 11 April 2022. Mahasiswa tersebut berasal dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Muhammad Amrullah.
Bacakan

Kendari, Inilahsultra.com – Salah seorang mahasiswa menjadi korban pemukulan oleh aparat kepolisian saat melakukan unjuk rasa penolakan penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden RI di depan Kantor DRPD Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin 11 April 2022.

Mahasiswa tersebut berasal dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Muhammad Amrullah, pada saat itu dirinya tiba-tiba langsung ditarik dari belakang dan mendapatkan pukulan dari aparat kepolisian.

-Advertisement-

“Pada saat polisi datang saya tidak melakukan gerakan tambahan maupun provokasi, di situ baju saya di genggam dan tangan saya dirotan kemudian saya ditonjok,” ujarnya.

Selain ditonjok, mahasiswa tersebut juga mendapatkan tendangan di bagian belakang badan dan memar di bagian tangan.

Pada saat dipukul oleh aparat kepolisian, mahasiswa Fakultas Pertanian ini tidak melakukan perlawanan sama sekali, sebab menurutnya sekitar 10 aparat yang melakukan pengeroyokan.

“Mereka langsung mengeroyok dan ada sekitar lebih 10 orang tadi,” akunya.

Bahkan saat dirinya mendapatkan pukulan, mahasiswa ini mengatakan kepada aparat bahwa gerakan yang mereka bangun bukan anarkis.

“Kami beda dengan yang lain yang memprovokasi gerakan yang kami bangun, hanya itu yang saya bilang,” ucapnya.

Setelah dirinya digenggam oleh aparat, dirinya berusaha memberontak agar bisa melepaskan diri dari genggaman aparat kepolisian.

“Saya selamatkan diri itu tidak ada mau melawan atau memukul balik, tapi saya hanya memberontak dan melarikan diri,” tandasnya. (C)

Reporter: Iqra Yudha

Editor    : Ridho

Facebook Comments